Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah melemah pada akhir perdagangan pekan ini. Meski demikian, rupiah tercatat masih menguat tipis di hadapan dollar AS dalam sepekan terakhir.
Di pasar spot, Jumat (27/5), mata uang Garuda melemah tipis 0,02% dibandingkan hari sebelumnya ke level Rp 13. 587 per dollar AS. Adapun, dalam sepekan, kurs rupiah masih terapresiasi sebesar 0,15%.
Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah masih menguat 0,29% dalam sehari, meski cenderung flat dalam sepekan.
Analis Pasar uang PT Bank Mandiri Tbk Reny Eka Putri memaparkan, kemungkinan naiknya suku bunga acuan The Fed pada bulan Juni menjadi sentimen utama yang mempengaruhi rupiah dalam sepekan terakhir.
Tingkat pengangguran Negeri Paman Sam yang rendah serta angka inflasi yang hampir mencapai target sebesar 2% menjadi pertimbangan The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga. "Market mengalami euforia sehingga dollar AS menguat tajam," paparnya.
Selain itu, belum banyak sentimen yang dapat menggerakkan rupiah. Namun, pelemahan rupiah berhasil ditahan oleh intervensi BI serta adanya laporan Fitch Ratings yang mengafirmasi peringkat Indonesia di level layak investasi. Rupiah juga terbantu oleh penandatanganan delapan korporasi dengan tiga bank BUMN terkait kesepakatan hedging.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News