Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah melemah hari ini karena spekulasi percepatan inflasi menyebabkan investor asing mengurangi kepemilikannya di aset dalam negeri.
Mata uang Garuda ini mundur dari dekat level tertinggi hampir empat tahun. Ini terjadi setelah dana asing yang dilepas dari pasar saham lokal mencapai US$ 394 juta, lebih besar dari jumlah pembelian mereka dalam bulan ini.
Nilia tukar rupiah di pasar spot diperdagangkan melemah ke level Rp 8.718 per dollar AS, dari penutupan akhir pekan lalu di Rp 8.717 per dollar AS. Bahkan, per pukul 08.48 WIB, rupiah sempat tertekan ke Rp 8.722 per dollar AS.
Pada 23 Maret lalu, nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp 8.703 per dollar AS. Ini level terkuat sejak Mei 2007.
Ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi, harga konsumen naik 7,01% pada Maret ini. Data inflasi untuk bulan ini akan dirilis pada 1 April nanti.
Ekonom Barclays Capital Prakriti Sofat menyebut, kekhawatiran terhadap inflasi masih tetap kuat, hingga datanya dirilis akhir pekan ini. "Apakah bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi, ini akan menjadi data yang berpengaruh pada rupiah," ujarnya.
Para pembuat kebijakan akan melakukan pertemuan pada 12 April untuk meninjau suku bunga. Awal Maret, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah di 6,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News