Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Meskipun data cadangan devisa Indonesia membaik, sentimen global yang menguntungkan dollar Amerika Serikat (AS) ditengarai menjadi sebab tergelincirnya rupiah di akhir pekan.
Pada Jumat (7/10), di pasar spot rupiah melemah 0,02% ke level Rp 12.989 per dollar AS, dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnnya yang tercatat di level Rp 12.987 per dollar AS.
Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah sudah kembali lagi mencatatkan dirinya di level Rp 13.002 pada Jumat (7/10) setelah dalam beberapa hari terakhir bertengger di level 12.000-an. Dibandingkan dengan penutupan sebelumnya, rupiah tercatat melemah sebanyak 0,08% dari posisi 12.992.
David Sumual, Ekonom Bank BCA percaya, penguatan rupiah di awal pekan masih disebabkan oleh sentimen positif dari bertambahnya pemasukan negara akibat program pengampunan pajak yang dinilai sukses pada periode pertama, dan dilanjutkan dengan periode kedua pada pekan ini.
Pelemahan rupiah hari ini, David bilang, akibat keluarnya data klaim pengangguran dari Departemen Ketenagakerjaan AS, Kamis (6/10). Menurut data ini, warga negara AS yang tercatat mengajukan klaim pengangguran pada minggu terakhir September sebanyak 249.000 orang, turun 5.000 orang dari pekan sebelumnya yang berjumlah 254.000 orang, dan lebih kecil ketimbang ekstimas pasar 255.000 orang.
David bilang, penurunan tajam angka pengangguran AS ini memberi sinyal positif bagi indeks dollar di pasar global.
Selain data AS, David juga melihat pasar dunia sedang waswas terkait keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit. "Apalagi, Presiden Prancis mengeluarkan pernyataan yang agak bernada hawkish soal ini. Sehingga orang beramai-ramai meninggalkan euro dan beralih ke mata uang lain seperti dollar AS," kata dia.
Sentimen Global Belum Berpihak Pada Laju Rupiah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News