Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah tumbang hingga mendekati level terlemah tujuh bulan. Pasangan (pair) dollar AS dan rupiah (USD/IDR) bergerak ke 8.929 pada pukul 10.13 WIB, dari posisi kemarin di 8.893. Bahkan, pada perdagangan kemarin, rupiah sempat menyentuh Rp 9.063 per dollar AS, yang merupakan level terlemahnya sejak 1 Februari.
Otot rupiah tergerus karena spekulasi krisis utang Eropa memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Akibatnya, minat investor masuk ke aset negara berkembang yang berisiko tinggi pun surut.
Selama September ini, mata uang Garuda sudah tergerus 4,4%. Hal itu terjadi seiring berkurangnya kepemilikan asing di surat utang pemerintah sebesar 5,3% menjadi 234,18 triliun hingga 19 September. Sementara, hingga kemarin, dana asing yang keluar dari pasar saham domestik mencapai US$ 440 juta, lebih besar dari jumlah yang mereka beli pada bulan ini.
Analis mata uang dari PT Commonwealth Bank Mika Martumpal menyebut, dari sisi domestik, investor telah menjual saham dan obligasi. "Krisis utang Eropa terus menggiring sentimen pasar, dan telah memukul semua mata uang utama di regional Asia," ujarnya, hari ini, di Jakarta.
Sebelumnya, pada 14 September, Bank Indonesia sudah melakukan intervensi ke pasar uang dan obligasi untuk menahan kejatuhan rupiah yang waktu itu mencapai 2,6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News