Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Reny mengatakan bahwa koreksinya mata uang garuda dipengaruhi oleh data neraca perdagangan yang mengalami defisit sebesar US$ 161 juta. Hal ini berbeda dengan ekspektasi pasar yang mengira akan terjadi surplus.
Baca Juga: Rupiah hari ini melemah tipis 0,01% ke Rp 14.168 per dolar AS
“Ekspetasinya surplus di US$ 124 juta tapi ternyata realisasinya malah defisit sehingga jadi sentimen negatif di market,” jelas Reny.
Selain itu, Reny juga berpendapat bahwa kondisi saat ini memang investor lebih memilih dolar AS karena merupakan aset safe haven di tengah perlambatan ekonomi global.
Ia juga bilang saat ini di AS sedang terjadi earning season yang ekspektasinya beberapa perusahaan di AS mengalami peningkatan pada kuartal III lalu.
Reny menambahkan adanya data yang bagus dari AS sehingga dollar AS lebih diminati. Data tersebut ialah empire state manufacturing yang meningkat.
Baca Juga: Rupiah ditutup melemah tipis 0,04% ke Rp 14.172 per dolar AS
Menurutntya, data ini merupakan salah satu indikator yang diperhatikan pasar terkait sektor industri. “Level empat ini menandakan lebih baik dari bulan sebelumnya karena prediksinya cuma di level satu,” ujar Reny.
Dengan beberapa sentimen tersebut, Reny dan Yudi menilai mata uang garuda masih akan terkoreksi esok hari. Reny menebak rupiah akan berada di rentang Rp 14.147 - Rp 14.198 per dolar AS. Sedangkan Yudi menebak ada di rentang Rp 14.135 - Rp 14.230 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News