kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Tembus Rp 15.015 Per Dolar AS, Ini Peyebabnya


Rabu, 06 Juli 2022 / 19:00 WIB
Rupiah Tembus Rp 15.015 Per Dolar AS, Ini Peyebabnya
ILUSTRASI. Di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), ruppiah ikut melemah 0,16% ke level Rp 15.015 per dolar AS.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Rabu sore (6/7) ditutup melemah.

Di pasar spot, rupiah ditutup melemah 0,04% ke Rp 14.999 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), mata uang Garuda ikut melemah 0,16% ke level Rp 15.015 per dolar AS.

Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan pelemahan rupiah tembus di level Rp 15.000 karena penguatan indeks dolar AS ke level tertinggi sejak 20 tahun.

Baca Juga: Nilai Tukar Wajar Rupiah Saat Ini Berada di Area Rp 14.900-Rp 15.100 per Dolar AS

"Karena pasar mengalami kekhawatiran terhadap ekonomi global yang mungkin jatuh ke dalam resesi mendorong permintaan safe-haven dolar. Pelemahan rupiah diperparah oleh jatuhnya harga komoditas secara umum, karena inflasi membuat permintaan dan daya beli melemah," ucap Sutopo kepada Kontan.co.id, Rabu (6/7).

Data lokal tidak banyak mempengaruhi pergerakan rupiah. Surplus perdagangan Indonesia sedikit melebar menjadi US$ 2,90 miliar pada Mei 2022 dari US$ 2,70 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Tapi angka ini lebih rendah daripada ekspektasi pasar sebesar US$ 3,83 miliar. 

Sutopo mengatakan ekspor tumbuh 27% dari tahun sebelumnya ke level terendah tiga bulan sebesar US$ 21,51 miliar dan merupakan laju paling lemah dalam empat bulan terakhir, menyusul larangan pengiriman minyak sawit. 

Baca Juga: Pelemahan Rupiah ke Area Rp 15.000 Dinilai Wajar

Sedangkan impor naik lebih cepat 30,74% menjadi US$ 18,61 miliar, di tengah penguatan permintaan domestik. Selama lima bulan pertama tahun ini, barang-barang mencatat surplus US$ 19,79 miliar, dengan ekspor dan impor masing-masing melonjak 36,34% dan 28,93%.

Dimana tingkat inflasi tahunan Indonesia meningkat menjadi 4,35% pada Juni 2022 dari 3,55% pada Mei. Realisasi inflasi Juni berada  di atas konsensus pasar sebesar 4,17% dan melampaui kisaran target bank sentral antara 2% hingga 4%. 

"Ini adalah angka tertinggi sejak Juni 2017. Pada basis bulanan, harga konsumen naik 0,61% di bulan Juni, melampaui perkiraan kenaikan 0,44%," ucap Sutopo.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Teknikal Rebound, Saham Energi dan Perbankan Ini Bisa Dilirik

Sutopo menyampaikan hingga saat ini, Bank Indonesia (BI) belum melakukan tindakan untuk meredam laju inflasi yang telah menjangkiti secara nasional, terutama efek dari kenaikan energi. 

"BI mempertahankan suku bunga reverse repurchase 7-hari kunci stabil pada rekor terendah 3,5% pada pertemuan 23 Juni 2022, sejalan dengan perkiraan pasar, mengatakan masih memantau risiko inflasi yang meningkat dan akan menyesuaikan kebijakan moneter yang sesuai, ujar Sutopo.

Sutopo menjelaskan pelemahan yang terjadi saat ini bisa menjadi cukup panjang, jika belum ada tindakan dari BI, rupiah rentan terhadap sentimen negatif yang menghantui pasar keuangan secara keseluruhan.

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 15.015 pada Rabu (6/7)

Menurut Sutopo pelemahan yang terjadi pada rupiah membuat para investor mulai beralih ke dolar ataupun mata uang lainnya yang lebih aman dan ini Sudah berlangsung cukup lama.

"Investor mengalihkan lindung nilai ke dolar AS, sudah sejak Juni 2021 tren ini sudah berlangsung. Jika investor masih memaksakan diri untuk kembali memegang dolar akan memiliki tingkat risiko yang cukup besar," ujar Sutopo.

Sutopo mengatakan pelemahan rupiah membuat sengsara bagi importir, dan akan berat bagi pemerintah karena ketergantungan pada barang impor. 

Baca Juga: Sempat di Rp 15.039, Kurs Rupiah Ditutup Rp 14.999 per Dolar AS pada Rabu (6/7)

Sutopo menjelaskan jika daya beli masyarakat rendah, dan rupiah terus tertekan, dikhawatirkan pertumbuhan industri ritel akan sangat terganggu. Sehingga rupiah bisa mencapai Rp 15.300 per dolar AS bulan ini. Tapi rupiah kemungkinan bisa stabil di sekitar Rp 15.000 per dolar AS di akhir tahun.

"Pergerakan range rupiah yang stabil untuk kondisi saat ini berada di Rp 14.800 per dolar AS-Rp 15.000 per dolar AS. Sementara pergerakan range rupiah sepanjang sisa tahun 2022 akan berada di range Rp 14.800 per dolar AS-Rp 15.700 per dolar AS," tutup Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×