kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.694.000   -13.000   -0,76%
  • USD/IDR 16.401   5,00   0,03%
  • IDX 6.606   19,09   0,29%
  • KOMPAS100 964   -2,78   -0,29%
  • LQ45 747   -0,24   -0,03%
  • ISSI 206   0,68   0,33%
  • IDX30 388   0,44   0,11%
  • IDXHIDIV20 470   1,92   0,41%
  • IDX80 109   -0,32   -0,29%
  • IDXV30 114   -1,22   -1,06%
  • IDXQ30 127   0,06   0,05%

Isu stimulus The Fed bikin rupiah stabil


Rabu, 25 April 2012 / 10:41 WIB
Isu stimulus The Fed bikin rupiah stabil
ILUSTRASI. Jus tomat. Virus corona bermutasi, konsumsi sayuran ini untuk meningkatkan daya tahan tubuh


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rupiah dan obligasi diperdagangkan stabil pada hari ini (25/4). Mata uang stabil lantaran spekulasi Federal Reserve yang akan mengumumkan langkah-langkah tambahan untuk merangsang perekonomian. Isu tersebut berhasil mengatasi kekhawatiran pasar akan percepatan inflasi di bulan April.

Pasangan (pair) dollar AS dan rupiah (USD/IDR) diperdagangkan di level 9.193 pada pukul 9.23 di Jakarta, dibandingkan posisi kemarin di 9.194. Sepanjang bulan ini, rupiah tercatat sudah melemah 0,3%.

Sementara, harga obligasi juga terlihat stabil, yang tercermin dari yield obligasi pemerintah yang stagnan. Yield obligasi benchmark bertenor 10 tahun hanya bergerak tipis ke level 5,9%. Adapun, sepanjang bulan ini, imbal hasil tersebut sudah turun dua basis poin.

Hari ini, The Fed dijadwalkan merilis pernyataan kebijakan dan perkiraan untuk suku bunga, pertumbuhan dan inflasi, setelah sepekan terakhir, angka klaim pengangguran di AS meningkat. Penambahan pekerjaan di Maret lalu juga paling sedikit dalam lima bulan terakhir.

"Pasar mengharapkan ada putaran ketiga stimulus dari Fed, karena ekonomi melandai. Jika pengumuman tersebut terjadi, maka akan positif bagi rupiah," kata Rully Nova, analis mata uang di PT Bank Himpunan Saudara 1906. Stimulus The Fed akan berimbas positif bagi rupiah, sebab dollar akan melimpah di pasar.

Sebelumnya, muncul kekhawatiran soal inflasi, lantaran pemerintah akan mulai membatasi pemjualan BBM bersubsidi mulai Mei mendatang. Credit Suisse Group AG memproyeksi, inflasi akan naik menjadi 7,3% di tahun ini, dari prediksi sebelumnya hanya 5,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×