kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Isu stimulus The Fed bikin rupiah stabil


Rabu, 25 April 2012 / 10:41 WIB
Isu stimulus The Fed bikin rupiah stabil
ILUSTRASI. Jus tomat. Virus corona bermutasi, konsumsi sayuran ini untuk meningkatkan daya tahan tubuh


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rupiah dan obligasi diperdagangkan stabil pada hari ini (25/4). Mata uang stabil lantaran spekulasi Federal Reserve yang akan mengumumkan langkah-langkah tambahan untuk merangsang perekonomian. Isu tersebut berhasil mengatasi kekhawatiran pasar akan percepatan inflasi di bulan April.

Pasangan (pair) dollar AS dan rupiah (USD/IDR) diperdagangkan di level 9.193 pada pukul 9.23 di Jakarta, dibandingkan posisi kemarin di 9.194. Sepanjang bulan ini, rupiah tercatat sudah melemah 0,3%.

Sementara, harga obligasi juga terlihat stabil, yang tercermin dari yield obligasi pemerintah yang stagnan. Yield obligasi benchmark bertenor 10 tahun hanya bergerak tipis ke level 5,9%. Adapun, sepanjang bulan ini, imbal hasil tersebut sudah turun dua basis poin.

Hari ini, The Fed dijadwalkan merilis pernyataan kebijakan dan perkiraan untuk suku bunga, pertumbuhan dan inflasi, setelah sepekan terakhir, angka klaim pengangguran di AS meningkat. Penambahan pekerjaan di Maret lalu juga paling sedikit dalam lima bulan terakhir.

"Pasar mengharapkan ada putaran ketiga stimulus dari Fed, karena ekonomi melandai. Jika pengumuman tersebut terjadi, maka akan positif bagi rupiah," kata Rully Nova, analis mata uang di PT Bank Himpunan Saudara 1906. Stimulus The Fed akan berimbas positif bagi rupiah, sebab dollar akan melimpah di pasar.

Sebelumnya, muncul kekhawatiran soal inflasi, lantaran pemerintah akan mulai membatasi pemjualan BBM bersubsidi mulai Mei mendatang. Credit Suisse Group AG memproyeksi, inflasi akan naik menjadi 7,3% di tahun ini, dari prediksi sebelumnya hanya 5,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×