Reporter: Danielisa Putriadita, Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China kembali mencuat. Ini membuat rupiah bertenaga di awal pekan ini. Kemarin, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) bisa menguat tipis 0,04% menjadi Rp 13.750 per dollar AS dibanding penutupan Kamis (29/3).
Analis Monex Investindo Faisyal mengatakan, keputusan China menaikkan tarif impor pada 128 produk AS hingga mencapai 25% menjadi salah satu pemicu penguatan mata uang Garuda. Asal tahu saja, kebijakan yang diambil pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut merupakan respons balasan atas putusan tarif impor aluminium dan baja yang dikenakan Negeri Paman Sam.
"Kekhawatiran kembali muncul di tengah pasar sehingga indeks dollar AS tertekan," ujar Faisyal, Senin (2/4). Per pukul 17.25 WIB kemarin, indeks dollar AS melemah 0,08% ke level 89,91.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, volatilitas rupiah menurun, didukung data inflasi yang masih dalam rentang target inflasi tahunan pemerintah. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Maret 2018 sebesar 0,20%. Ini membuat inflasi tahunan Indonesia mencapai 3,40%. Sementara, target inflasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 3,5%.
Meski begitu, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai pergerakan rupiah. Mengingat kemarin, nilai tukar rupiah di pasar spot terkoreksi 0,18% menjadi Rp 13.753 per dollar AS dibanding posisi penutupan Jumat (30/3). Namun jika dibandingkan dengan posisi di Kamis (29/3), nilai tukar mata uang Garuda terangkat 0,09%.
Josua masih optimistis kurs rupiah hari ini kembali menguat, walau rilis data indeks belanja sektor manufaktur AS positif. "Besok masih bisa menguat, tapi penguatan rupiah agak terbatas," kata dia.
Josua memprediksi, rupiah hari ini akan bergerak dalam rentang Rp 13.700–Rp 13.775 per dollar AS. Sementara menurut perhitungan Faisyal, nilai tukar mata uang Garuda hari ini akan bergerak di kisaran Rp 13.719–Rp 13.780 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News