Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah terus bertubi-tubi mengalami tekanan dalam beberapa bulan ini. Bahkan, mata uang Garuda ini akan tenggelam lebih dalam lagi ke level Rp 15.000 per dollar Amerika Serikat (AS).
Pada penutupan hari ini, Senin (3/9) rupiah mencatatkan rekor terburuknya sejak Juli 1998 karena berada di level Rp 14.815 per dollar AS.
"Lima belas ribu adalah level psikologis berikutnya yang bisa ditembus rupiah," kata Nick Twidale, chief operating officer di Rakuten Securities di Sydney mengutip dari Bloomberg.
Twidale mengatakan kini pelaku pasar bakal mencermati betul langkah bank sentral (Bank Indonesia) untuk meredam pelemahan rupiah ini.
Asal tahu saja, nilai tukar rupiah anjlok lebih dari 6% dalam tiga bulan terakhir, bahkan ketika BI melakukan intervensi di pasar mata uang dan obligasi untuk membantu menangkal aksi jual.
BI juga telah menaikkan suku bunga empat kali sejak Mei demi menstabilkan rupiah. Bergerak volatile terkena imbas isu kenaikan suku bunga The Fed dan gejolak keuangan di Turki dan Argentina.
Kepala perdagangan untuk Asia Pasifik Oanda Corp menambahkan pukul rupiah juga datang dari defisit transaksi berjalan dan ketergantungan Indonesia pada impor minyak.
Meski demikian, nada optimisme justru disampaikan oleh RHB Banking Group yang memprediksi rupiah akan kembali pada level Rp 14.500 pada akhir tahun. Kuncinya adalah BI berhasil menghentikan aksi jual.
"Melalui langkah-langkah tertentu untuk mengatasi pelemahan rupiah, seperti mengurangi defisit neraca berjalan dan fiskal, akan membantu mengurangi tekanan terhadap rupiah," kata Ahmad Nazmi Idrus, ekonom di RHB dalam sebuah catatan penelitiannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News