Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan akhir esok (27/11). Adapun yang bakal jadi sentimen penggerak rupiah besok bakal didominasi sentimen eksternal.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (26/11) kurs rupiah spot menguat 0,31% ke level Rp 14.100 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor), mata uang Garuda menguat 0,27% ke level Rp 14.130 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengungkapkan, penguatan rupiah hari ini didukung oleh pelemahan dolar AS. Sebab, data tenaga kerja yang dirilis Negeri Paman Sam semalam lebih buruk daripada ekspektasi.
"Data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS menunjukkan kenaikan, yang artinya kenaikan pengangguran," kata Ariston kepada Kontan.co.id, Kamis (26/11). Selain itu, berita mengenai kemajuan pengujian vaksin juga masih memberikan sentimen positif ke aset berisiko meskipun ada berita mengenai kenaikan kasus positif Covid-19 di dunia.
Baca Juga: Capital inflow masih bisa deras sampai akhir tahun, net sell tahunan bisa berkurang
Untuk perdagangan besok, Ariston menilai tidak ada penggerak pasar yang baru, sehingga pasar akan menghadapi sentimen yang sama. Ditambah lagi, malam ini tidak ada data ekonomi baru dari AS karena libur merayakan Thanksgiving.
Adapun dari sentimen domestik, data neraca transaksi berjalan yang positif membantu penguatan rupiah hari ini. Ariston memandang kabar baik dari vaksin Covid-19 turut mendorong aliran modal masuk ke aset berisiko, termasuk ke Indonesia.
Alhasil rupiah sukses ditutup menguat. "Rupiah masih berpotensi menguat ke area Rp 14.050 per dolar AS dengan resistance di kisaran Rp 14.180 per dolar AS besok," ungkap dia.
Bahkan, Ariston meyakini penguatan mata uang Garuda bisa berlanjut hingga pekan depan selama tidak ada isu atau sentimen baru yang muncul di akhir pekan ini.
Baca Juga: Perkasa, rupiah spot ditutup menguat 0,31% ke Rp 14.100 per dolar AS, Kamis (26/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News