CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.899   -39,00   -0,25%
  • IDX 7.217   2,50   0,03%
  • KOMPAS100 1.104   1,13   0,10%
  • LQ45 878   2,34   0,27%
  • ISSI 218   -0,10   -0,05%
  • IDX30 449   1,31   0,29%
  • IDXHIDIV20 542   2,10   0,39%
  • IDX80 127   0,15   0,12%
  • IDXV30 136   0,61   0,45%
  • IDXQ30 150   0,28   0,18%

Capital inflow masih bisa deras sampai akhir tahun, net sell tahunan bisa berkurang


Kamis, 26 November 2020 / 16:38 WIB
Capital inflow masih bisa deras sampai akhir tahun, net sell tahunan bisa berkurang
ILUSTRASI. Sejak awal November 2020 hingga Rabu (25/11), asing mencatatkan net buy Rp 7,1 triliun.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal November 2020 hingga Rabu (25/11), asing mencatatkan beli bersih (net buy) di pasar saham dalam negeri mencapai Rp 7,1 triliun. Bila dilihat dari awal tahun 2020, asing sebenarnya masih mencatatkan jual bersih (net sell) mencapai Rp 40,12 triliun. 

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, tren net buy pada November ini masih akan berlanjut hingga akhir tahun 2020 karena rupiah yang cenderung menguat serta kebijakan dalam negeri yang direspons positif oleh asing. 

"Secara sentimen global juga dengan Joe Biden kemungkinan menjadi presiden Amerika Serikat (AS), maka dana asing kemungkinan akan keluar masuk ke emerging markets seperti Indonesia sehingga masih diprediksi net buy pada Desember nanti ditambah juga asing sepanjang tahun 2020 ini cenderung masih net sell," kata Chris, Kamis (26/11). 

Chris memprediksi hingga akhir 2020 nanti, asing masih akan mencatatkan net sell sebesar Rp 20 triliun-Rp 25 triliun. Ini artinya inflow dari asing akan cukup deras di sisa tahun ini. 

Baca Juga: IHSG menyentuh level tertinggi sejak Februari 2020

Jika dilihat, tiga besar saham yang mencatatkan net buy bulan ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 4,72 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 3,33 triliun dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 1,22 triliun. Chris mengatakan perusahaan ini memang perusahaan yang selalu menjadi incaran asing jika masuk ke pasar Indonesia. 

Secara fundamental, kinerja perusahaan ini masih cenderung sangat baik sehingga wajar jika asing masih akan melanjutkan pembelian hingga akhir tahun. Dengan melihat tren dana asing yang masih mengalir masuk ke Indonesia seharusnya IHSG masih dapat kembali mencatatkan kenaikan ditambah sentimen yang cukup baik saat ini dari dalam negeri maupun luar negeri. 

"Saran untuk investor belilah saham yang kinerja dan fundamentalnya cukup baik serta related kepada IHSG karena tentu jika kita mengharapkan IHSG naik maka saham-saham yang naik tentu saham yang dampaknya cukup besar di IHSG," pungkas Chris. 

Baca Juga: IHSG Melanjutkan Penguatan di 5.759,92, TLKM Diborong Asing Lebih Dari Rp 600 Miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×