Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Posisi rupiah masih belum membaik di akhir pekan (3/10). Terlihat, pergerakan rupiah hari ini masih melemah dan menuju penurunan mingguan untuk pekan ketujuh.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, di pasar spot, rupiah keok 1% seminggu terakhir menjadi 12.149 per dollar AS pada pukul 09.30 WIB. Sementara, untuk hari ini, pergerakan rupiah tak banyak berubah dari posisi kemarin. Jika ditotal, dalam tujuh pekan terakhir, rupiah sudah keok hingga 3,9%.
Sedangkan nilai tukar rupiah di pasar non deliverable forwards (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan menguat 0,1% pekan ini dan hari ini ke level 12.218. Posisi ini lebih lemah 0,6% dibanding nilai tukar rupiah di pasar spot.
Kondisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga melemah tipis hari ini sebesar 0,06% menjadi 12.144 per dollar AS. Sebagai perbandingan, kemarin, kurs JISDOR rupiah menunjukkan angka 12.136.
Apa yang menyebabkan rupiah melemah? Analis menilai, rupiah melemah setelah dana asing memutuskan hengkang dari pasar saham akibat kecemasan investor bahwa Presiden terpilih Joko Widodo akan sulit melakukan reformasi di segala bidang.
Seperti yang diketahui, partai koalisi yang menamakan diri mereka Koalisi Merah Putih menguasai lebih dari separuh parlemen. Beberapa hari lalu, koalisi ini berhasil mengegolkan UU Pilkada yang menyatakan bahwa pemilihan kepala daerah akan dilakukan oleh DPRD.
"Adanya hambatan ini kembali memicu kecemasan bahwa pemerintahan baru hanya memiliki sedikit ruang untuk mengimplementasikan reformasi," papar Nurul Eti Nurbaeti, the head of treasury research PT Bank Negara Indonesia di Jakarta.
Dia memprediksi, dalam beberapa bulan ke depan, neraca perdagangan akan semakin membaik seiring dengan menurunnya defisit neraca transaksi berjalan. "Hanya saja, saat ini kondisi politik Indonesia menghantui pikirian banyak orang," urainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News