Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah berbalik menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Selasa (4/2). Langkah Trump menunda pemberlakuan tarif impor memberikan angin segar bagi pergerakan nilai tukar.
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (4/2), Rupiah spot ditutup menguat 0,59% secara harian ke level Rp 16.351 per dolar AS. Senada, Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) menguat 0,59% secara harian ke level Rp 16.365 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah dibuka menguat hari ini sejalan dengan keputusan Trump untuk menunda pengenaan tarif kepada Kanada dan Meksiko selama 1 bulan.
Keputusan ini berkat kesepakatan tercapai, baik dari pemerintah Kanada maupun Meksiko untuk menyanggupi persyaratan dari Trump.
Donald Trump telah menunda penerapan tarif 25% terhadap Meksiko dan Kanada untuk 30 hari ke depan. Hal ini diputuskan setelah pemimpin dari Kanada dan Meksiko mengumumkan langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan di perbatasannya.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.351 Per Dolar AS pada Hari Ini, Paling Kuat di Asia
‘’Penundaan tarif AS ini memberikan optimisme akan arah kebijakan Trump yang lebih moderat,’’ ujar Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (4/2).
Kemudian, pada pertengahan sesi, apresiasi Rupiah terbatasi akibat pernyataan pemerintah China terkait retalisasi terhadap AS. China akan mengenakan pajak sebesar 15% atas jenis batubara dan gas alam cair tertentu, serta tarif sebesar 10% atas minyak mentah, mesin pertanian, mobil berkapasitas besar, dan truk pikap yang mulai berlaku pada 10 Februari.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai, penguatan rupiah hari ini tentunya tidak terlepas dari sentimen risk-on yang ditimbulkan dari penundaan tarif AS. Donald Trump menunda pemberlakuan tarif kepada Kanada dan Meksiko selama 30 hari ke depan.
Di perdagangan Rabu (5/2), Lukman memperkirakan Rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar di perdagangan Rabu (5/2). Namun penguatan mungkin terbatas karena ketidakpastian seputar kebijakan Trump masih membebani mata uang emerging market (EM).
Dari data ekonomi, data tenaga kerja Jolt AS malam ini akan diantisipasi pasar yang bisa berpengaruh pada pergerakan nilai tukar. Selain itu, investor menantikan data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia untuk periode kuartal IV-2024.
‘’Saya melihat rupiah masih berpotensi menguat namun terbatas,’’ ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (4/2).
Baca Juga: BI Cabut Rupiah 10.000 dan 150.000 Tahun Emisi 1999 dari Peredaran
Sementara itu, Josua memperkirakan, Rupiah berpotensi melemah sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi pasar masih di bawah 5%. Dari sisi eksternal, data ketenagakerjaan AS diprediksi melonggar yang bisa membatasi pelemahan Rupiah.
Josua memproyeksi, Rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.300 – Rp 16.425 per dolar AS di perdagangan Rabu (4/2). Sedangkan, Lukman memperkirakan Rupiah bergerak di kisaran Rp 16.300 – Rp 16.400 per dolar AS.
Selanjutnya: 6 Cara Mudah Mengobati Asam Urat di Rumah yang Wajib Dicoba!
Menarik Dibaca: 6 Cara Mudah Mengobati Asam Urat di Rumah yang Wajib Dicoba!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News