kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Rupiah Menguat Tipis ke Rp 15.192 per Dolar AS Kamis (23/2)


Kamis, 23 Februari 2023 / 19:09 WIB
Rupiah Menguat Tipis ke Rp 15.192 per Dolar AS Kamis (23/2)
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis 0,05% menjadi Rp 15.192 per dolar AS.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis 0,05% menjadi Rp 15.192 per dolar AS pada perdagangan Kamis (23/2). Rupiah dibuka menguat di Rp 15.179, dari level penutupan hari sebelumnya di Rp 15.200 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan dolar AS terjadi karena pasar memanas dengan gagasan bahwa bank sentral AS kemungkinan akan tetap pada jalur kenaikan suku bunga yang agresif. Risalah pertemuan FOMC terakhir yang dirilis Rabu (22/2) memperkuat retorika hawkish The Fed.

Risalah tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anggota komite kebijakan moneter mendukung kenaikan suku bunga lebih lama tahun ini. "Akan tetapi, kenaikan 25 basis poin dianggap sudah ketinggalan zaman, mengingat data setelah pertemuan The Fed menunjukkan bahwa inflasi tetap jauh lebih kaku dari yang diharapkan," kata Ibrahim, Kamis (23/2).

Baca Juga: Investor Menanti Rilis Inflasi PCE, Begini Proyeksi Rupiah di Jumat (24/2)

Dari internal, pasar merespons positif surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Januari 2023 yang mencapai Rp 90,8 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dari surplus APBN Januari 2022 yang sebesar Rp 29,6 triliun dan Januari 2021 yang mencatat defisit Rp 45,5 triliun.

Surplus APBN pada Januari 2023 terjadi berkat lebih tingginya realisasi pendapatan negara yakni Rp 232,2 triliun atau tumbuh 48,1% year on year (YoY). Sementara itu, realisasi belanja negara hanya sebesar Rp 141,4 triliun atau tumbuh 11,2% yoy.

Menurut Ibrahim, surplus APBN mengindikasikan kondisi ekonomi makro Indonesia masih tergolong kuat di tengah tingginya tren inflasi dan ancaman resesi. Hal ini dapat terjadi berkat adanya relaksasi pembatasan mobilisasi masyarakat di tengah menurunnya angka Covid-19.

Baca Juga: The Fed Beri Sinyal Kurangi Agresivitas, Rupiah Berpotensi ke Bawah Rp 15.000

Untuk perdagangan Jumat (24/2), Ibrahim memprediksi rupiah akan dibuka fluktuatif namun ditutup melemah. Rentang pergerakannya diperkirakan berada di Rp 15.170-Rp 15.230 per dolar AS.

Pelaku pasar menanti rilis indeks harga PCE AS bulan Januari 2023 pada Jumat (24/2). "Data ini diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa inflasi tetap kaku sepanjang bulan sehingga dapat memicu kenaikan suku bunga yang lebih tajam dalam beberapa bulan mendatang," ucap Ibrahim

Pasar juga menanti rilis inflasi dari Zona Euro dan Jepang. Data ini diperkirakan juga menunjukkan tekanan harga yang tetap tinggi di seluruh dunia yang kemungkinan memunculkan kebijakan moneter yang lebih ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×