Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Mata uang rupiah mencoba untuk kembali menguat di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Mengacu data Bloomberg, Senin (19/12) pukul 15:56 WIB, rupiah ke level 13.389 per dollar AS.
Jika dibandingkan pada posisi rupiah akhir pekan lalu, Jumat (16/12), pada level Rp 13.395 per dollar. Mata uang Garuda hari ini menguat tipis 0,04%.
"Laju mata uang rupiah menguat meski terbatas. Rupiah mencoba menguat dengan memfaktorkan sentimen positif dari rilis data makro dimana neraca perdagangan bulan November 2016 tercatat surplus," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada dikutip dari Antara.
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, neraca perdagangan Indonesia pada November 2016 mengantongi surplus sebesar US$ 837,8 juta, dengan nilai ekspor mencapai US$ 13,49 miliar sementara impor sebesar US$ 12,65 miliar.
Ia menambahkan, Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate di level 4,75 % yang dianggap masih cukup kondusif turut menjaga fluktuasi rupiah.
"Diharapkan laju rupiah masih dapat bertahan di area positif seiring meredanya kekhawatiran dari sentimen dari The Fed," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan, dollar AS mulai mereda penguatannya setelah sempat menguat tajam pasca rilis inflasi di Amerika Serikat dan suku bunga acuan Fed yang naik.
Hari ini, dollar AS melemah terhadap yen pada hari Senin, karena investor mengunci keuntungan setelah pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan lalu.
Mata uang AS diperdagangkan di level 117,31 yen setelah mencapai intraday terendah di 117,24 yen. Hal itu dibandingkan dengan 117,90 yen pada akhir Jumat lalu di New York.
Indeks WSJ Dollar, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama, turun 0,16% ke 92,89. Euro sedikit lebih tinggi di US$ 1,0463 dari US$ 1,0455 pada akhir Jumat lalu.
Sebelumnya, dollar melonjak pada pekan lalu menyentuh level 118,66 setelah Federal Reserve mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga tiga kali di tahun depan bukannya yang diharapkan dua kali sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News