Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kurs rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa (3/12). Meningkatnya kembali risiko suku bunga tinggi kembali menekan pasar nilai tukar termasuk rupiah.
Mengutip Bloomberg, Selasa (3/12), rupiah spot ditutup melemah 0,25% secara harian ke level Rp 15.945 per dolar AS. Sejalan dengan pasar spot, rupiah di Jisdor Bank Indonesia (BI) melemah 0,28% secara harian ke level Rp 15.950 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat, pelemahan rupiah sejalan dengan kuatnya dolar AS. Hal itu karena investor tetap bias terhadap Greenback, sebelum isyarat lebih lanjut tentang kebijakan moneter AS minggu ini.
Sejumlah pejabat Fed akan berpidato pekan ini, terutama Ketua The Fed, Jerome Powell, pada hari Rabu. Pidato Powell disampaikan hanya beberapa minggu jelang pertemuan terakhir Fed untuk tahun ini, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.
Baca Juga: Ditutup Melemah Selasa (2/12), Rupiah Diproyeksi Melemah hingga Akhir Pekan
Pernyataan dari Powell menjadi penantian utama investor seiring ketidakpastian tumbuh atas prospek jangka panjang suku bunga, mengingat tanda-tanda inflasi yang kuat dan ketahanan di pasar tenaga kerja. Selain itu, data penggajian nonpertanian (NFP) untuk November akan dirilis Jumat ini dan secara luas diharapkan menjadi faktor dalam prospek Fed terhadap suku bunga.
‘’Prospek jangka panjang untuk suku bunga juga dibayangi oleh ketidakpastian atas pemerintahan Trump. Trump secara luas diperkirakan akan memberlakukan kebijakan ekspansif dan proteksionis, yang dapat mendukung suku bunga dan inflasi,’’ ungkap Ibrahim dalam risetnya, Selasa (3/12).
Ibrahim melihat, pembacaan aktivitas bisnis yang positif dari Tiongkok menunjukkan langkah-langkah stimulus terbaru dari Beijing telah membuahkan hasil. Namun, para pedagang menunggu lebih banyak isyarat tentang Tiongkok dari dua pertemuan politik utama pada bulan Desember.
‘’Memburuknya hubungan perdagangan antara AS dan Tiongkok juga diperkirakan berpotensi merusak ekonomi Tiongkok, sehingga mengurangi minatnya terhadap komoditas,’’ kata dia.
Dari domestik, tidak ada rilis data ekonomi penting yang memengaruhi pergerakan rupiah. Hanya saja, Bank Indonesia (BI) menyatakan ketidakpastian global seperti eskalasi konflik geopolitik dan perubahan kebijakan di negara maju kemungkinan masih berpotensi berlanjut pada 2025.
Baca Juga: Efek Perang Dagang, Rupiah Diramal Melemah ke Level Rp 16.200 per Dolar AS
Ibrahim menyebutkan, guna mengantisipasi sekaligus memitigasi risiko, BI akan memperkuat sinergi bauran kebijakan ekonomi nasional. Bank sentral akan menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong transformasi struktural yang lebih kokoh, dengan visi besar menuju Indonesia Emas 2045.
Di perdagangan Rabu (4/12), Ibrahim memperkirakan, rupiah bakal bergerak fluktuatif dan ditutup melemah dalam rentang level Rp 15.930 - Rp 16.010 per dolar AS.
Selanjutnya: Pengembang Tetap Percaya Diri Merilis Proyek Baru Menjelang Akhir Tahun
Menarik Dibaca: Deretan iPhone yang Tidak Didukung WhatsApp Mulai Tahun 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News