kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Menguat Tipis 0,07% dalam Sepekan, Simak Proyeksinya untuk Pekan Depan


Sabtu, 26 November 2022 / 06:15 WIB
Rupiah Menguat Tipis 0,07% dalam Sepekan, Simak Proyeksinya untuk Pekan Depan


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis 0,05% ke level Rp 15.672 pada Jumat (25/11). Akan tetapi dalam sepekan, rupiah menguat tipis 0,07% dari akhir Jumat lalu di Rp 15.684 per dolar AS.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana  mengatakan, rupiah dalam pekan ini cenderung terapresiasi. Faktor pendukung terhadap rupiah berasal dari luar negeri dan dalam negeri.

Dari global, sentimen positif berasal dari bank sentral AS The Fed yang kemungkinan tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga ke depannya. Kenaikan suku bunga The Fed diprediksi akan turun ke 50 basis poin (bps) dari sebelumnya 75 bps berkat tingkat inflasi yang menurun serta lebih rendah dari perkiraan.

Baca Juga: Pekan IV November 2022, Arus Modal Asing Masuk Rp 11,71 Triliun

"Saat FOMC Minutes terlaksana pada Rabu ini, mayoritas nilai mata uang global menguat terhadap dolar AS," kata Fikri saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (25/11).

Dari dalam negeri, faktor pendukungnya berasal dari arus dana masuk ( capital inflow) ke Surat Berharga Negara (SBN) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada 21-24 November 2022, Fikri mencatat capital inflow ke SBN dan IHSG sebesar Rp 11,9 triliun.

Akan tetapi, pasar mata uang masih dibayangi oleh kenaikan kasus Covid-19 di China, terutama di Beijing. Kenaikan kasus yang berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi tersebut menjadi risiko yang diwaspadai pasar.

Untuk pekan depan, Fikri memprediksi, aliran dana ke pasar negara berkembang akan berlanjut seiring dengan ekspekstasi mengendurnya kenaikan suku bunga The Fed. Kurs rupiah terhadap dolar AS diprediksi akan cenderung menguat dengan kisaran Rp 15.370-Rp 15.670 per dolar AS.

Pasar juga akan mencermati bagaimana pemerintah China menangani kenaikan kasus Covid-19. Dari dalam negeri, sentimen yang akan menjadi perhatian adalah rilis inflasi November 2022.

Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,05% ke Rp 15.673 Per Dolar AS Pada Perdagangan Jumat (25/11)

"Kalau inflasinya makin tinggi, maka akan sedikit memberatkan rupiah. Pasalnya, kemungkinan rally akan berkurang atau akan ada ekspektasi kenaikan inflasi lebih lanjut di Desember 2022," ucap Fikri.

Sementara itu, Analis DCFX Futures Lukman Leong memprediksi, kurs rupiah akan kembali tertekan rupiah dengan kisaran pergerakan Rp 15.550-Rp 15.800 per dolar AS. Sentimen utama masih berasal dari AS.

"Investor mengantisipasi rilis data Indeks Harga Belanja Personal (PCE) AS dan data tenaga kerja non-farm payroll (NFP)," ucap dia. Dari internal, data inflasi November 2022 Indonesia diperkirakan akan kembali mengalami deflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×