kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.383.000   23.000   0,97%
  • USD/IDR 16.617   -4,00   -0,02%
  • IDX 8.051   -15,35   -0,19%
  • KOMPAS100 1.106   2,18   0,20%
  • LQ45 772   0,26   0,03%
  • ISSI 289   -0,19   -0,07%
  • IDX30 404   0,55   0,14%
  • IDXHIDIV20 454   -1,30   -0,29%
  • IDX80 122   0,02   0,02%
  • IDXV30 130   -0,81   -0,62%
  • IDXQ30 128   0,67   0,53%

Rupiah Menguat, Sinyal Dovish The Fed Bikin Dolar Melemah


Rabu, 15 Oktober 2025 / 19:04 WIB
Rupiah Menguat, Sinyal Dovish The Fed Bikin Dolar Melemah
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (15/10/2025). Penguatan rupiah terjadi seiring melemahnya indeks dolar AS.


Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (15/10/2025). Penguatan rupiah terjadi seiring melemahnya indeks dolar AS akibat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) yang semakin menguat.

Mengutip Bloomberg, Rabu (15/10/2025), rupiah pasar spot ditutup di level Rp 16.576 per dolar AS, menguat 0,16% dibandingkan posisi penutupan Selasa (14/10/2025).

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah berada di Rp 16.577 per dolar AS, tidak berubah dari posisi penutupan sebelumnya pada Selasa (14/10/2025).

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi dari PT Laba Forexindo Berjangka mengatakan, penguatan rupiah didorong pernyataan dovish Ketua The Fed Jerome Powell. Powell menekankan bahwa pasar tenaga kerja AS mulai melemah dan keputusan suku bunga akan ditentukan “pertemuan demi pertemuan”.

Pernyataan Powell ini memperkuat harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober dan Desember.

“Ekspektasi ini membuat imbal hasil obligasi AS turun, sehingga dolar melemah dan memberikan ruang penguatan bagi rupiah,” jelas Ibrahim dalam risetnya, Rabu (15/10/2025).

Baca Juga: Mata Uang Asia Menguat, Kurs Rupiah Ditutup di Rp 16.576 Per Dolar AS, Rabu (15/10)

Selain itu, tensi geopolitik dan perdagangan global juga menjadi perhatian pelaku pasar. Presiden AS Donald Trump kembali mengancam akan mengenakan tarif hingga 100% terhadap produk Tiongkok, yang dibalas dengan ancaman pembalasan dari Beijing.

Namun, harapan terhadap pertemuan antara Trump dan Xi Jinping di akhir bulan tetap menjadi faktor penahan volatilitas pasar.

Dari dalam negeri, rencana pemerintah untuk menunda kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dinilai memberi angin segar bagi pasar keuangan domestik.

Kebijakan ini menunjukkan kehati-hatian pemerintah menjaga daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian global.

Meski begitu, menurut Ibrahim, pergerakan rupiah masih terbatas karena pelaku pasar cenderung menunggu kepastian arah kebijakan fiskal dan hasil pidato pejabat The Fed berikutnya.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menambahkan, absennya rilis data ekonomi penting baik dari AS maupun Indonesia membuat pasar hanya bereaksi pada sentimen global.

“Rupiah masih berpotensi melanjutkan penguatan, meski terbatas. Kecuali muncul ketegangan baru antara AS dan China atau pernyataan hawkish dari pejabat The Fed,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (15/10).

Baca Juga: Rupiah Akhiri Tren Pelemahan ke Rp16.576 Rabu (15/10), Didukung Sinyal Dovish The Fed

Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun cenderung menguat terbatas di perdagangan Kamis (16/10), dengan kisaran Rp 16.500–Rp 16.600 per dolar AS.

Sementara itu, support rupiah berada di Rp 16.500 dan resistance di Rp 16.580, sejalan dengan tren pelemahan dolar yang masih berlangsung.

Ibrahim pun memperkirakan hal serupa. “Jika indeks dolar AS terus melemah dan pasar global stabil, rupiah berpotensi menguat ke bawah Rp 16.550. Namun bila muncul ketegangan baru, pelemahan bisa kembali terjadi,” ujarnya.

Selanjutnya: Polemik Harga Jual Tambang di Bawah HPM Masih Belanjut

Menarik Dibaca: Bank Digital Ini Siapkan Layanan Pintar untuk Bantu Atur Keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×