Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berlanjutnya penguatan rupiah sebesar 0,4% menjadi Rp 15.435 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (28/11) memicu optimisme investor domestik di pasar obligasi dan saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,39% menjadi 7.041,07.
Hal ini diikuti dengan penurunan yield obligasi pemerintah Indonesia (INDOGB) tenor 10 tahun sebesar 3 bps menjadi 6,7% dan tenor 5 tahun sebesar 2 bps menjadi 6,71%. Yield INDON untuk seluruh tenor acuan juga mengalami penurunan, yakni 10Y (-5 bps menjadi 5,58%), 5Y (-5 bps menjadi 5,25%), dan 2Y (-2 bps menjadi 5,34%).
Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, apresiasi rupiah akan berlanjut pada Rabu (29/11) menuju rentang Rp 15.350-Rp 15.450 per dolar AS. Penguatan ini terjadi akibat pelemahan indeks dolar sebesar 0,4% menjadi 102.7.
Hal ini akan berdampak positif terhadap IHSG dengan target psikologis 7.100. Sementara itu, pengaruh apresiasi rupiah atas yield INDOGB tenor 10 tahun akan lebih terbatas.
Baca Juga: The Fed Diprediksi Menahan Suku Bunga, Pasar Obligasi Dapat Angin Segar
"Pasalnya, posisi yield saat ini yang tidak terlalu jauh dari batas bawah (floor) JIBOR 1M sehingga pergerakan yield INDOGB tenor 10 tahu diperkirakan berkisar di rentang 6,65%-6,75%," tutur Lionel dalam risetnya, Rabu (29/11).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memprediksi, rupiah akan melanjutkan penguatannya pada Rabu (29/11). Sentimen positif berasal dari rilis data FHFA House Price Index yang diperkirakan mengalami perlambatan.
Josua memprediksi, rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp 15.375-Rp 15.475 per dolar AS. Merujuk Bloomberg, sampai dengan pukul 11.01 WIB, rupiah menguat 0,21% menjadi Rp 15.403,5 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News