kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.978.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.435   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.736   -94,43   -1,21%
  • KOMPAS100 1.079   -10,72   -0,98%
  • LQ45 789   -8,41   -1,06%
  • ISSI 262   -2,74   -1,04%
  • IDX30 409   -4,48   -1,08%
  • IDXHIDIV20 475   -5,51   -1,15%
  • IDX80 119   -1,13   -0,94%
  • IDXV30 129   -0,75   -0,58%
  • IDXQ30 132   -1,48   -1,11%

Rupiah Menguat ke Rp 16.419 per Dolar AS pada Senin (1/9), Ini Sentimen Penopangnya


Senin, 01 September 2025 / 15:51 WIB
Rupiah Menguat ke Rp 16.419 per Dolar AS pada Senin (1/9), Ini Sentimen Penopangnya
ILUSTRASI. Senin (1/9/2025), rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,49% dibanding pada penutupan perdagangan sebelumnya ke Rp 16.419 per dolar AS. ?KONTAN/Cheppy A. Muchlis/28/07/2025


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Senin (1/9/2025), rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,49% dibanding pada penutupan perdagangan sebelumnya ke Rp 16.419 per dolar AS. 

Sedangkan, rupiah berdasarkan Jisdor Bank Indonesia (BI) melemah tipis 0,01% secara harian ke Rp 16.463 per dolar AS. 

Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah dipengaruhi sentimen investor yang meningkatkan taruhan mereka pada penurunan suku bunga The Fed pada bulan September. Setelah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS terbaru sebagian besar sesuai dengan perkiraan. Menurut perangkat CME FedWatch, pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini mendekati 90%.

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 16.419 Per Dolar AS, Paling Perkasa di Asia

Selain itu, sentimen dalam negeri, Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur Indonesia versi S&P Global naik ke 51,5 pada Agustus 2025 dari 49,2 pada bulan sebelumnya, mencatat level tertinggi sejak Maret. 

“Angka ini juga menandai ekspansi pertama dalam lima bulan terakhir, didorong oleh rebound output dan pesanan baru setelah empat bulan berturut-turut melemah,” ujar Ibrahim, Senin (1/9/2025).

Sementara permintaan luar negeri tercatat tumbuh paling tinggi sejak September 2023. Di sisi ketenagakerjaan, sektor manufaktur berhasil menambah tenaga kerja secara moderat, mengakhiri tren penurunan lapangan kerja selama tiga bulan. Beban kerja perusahaan juga tetap terkendali dengan penurunan tumpukan pesanan selama lima bulan beruntun.

Lalu, aktivitas pembelian meningkat sehingga persediaan bahan baku bertambah. Sementara itu, waktu pengiriman relatif tidak berubah meski terdapat gangguan pengiriman di beberapa jalur. Dari sisi harga, inflasi biaya input tetap solid namun masih di bawah rata-rata jangka panjang dan mendekati level terendah lima tahun. Namun, penguatan dolar AS mendorong kenaikan harga bahan baku impor. 

Baca Juga: Rupiah Menguat di Tengah Hari Ini (1/9), Cek Proyeksi Hingga Akhir Kuartal III-2025

Selain itu, Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 4,17 miliar pada Juli 2025. Surplus ini merupakan surplus yang dicetak Indonesia selama 63 bulan beruntun sejak Mei 2020. 

“Adapun surplus ini lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan Juni lalu, sebesar US$4,11 miliar. Menurut BPS, penopang surplus pada bulan Juli ini adalah CPO dan batubara,” kata Ibrahim. 

Ibrahim memproyeksikan rupiah pada Selasa (2/9/2025) bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat pada rentang Rp 16.370 – Rp 16.430 per dolar AS.

Selanjutnya: Berikut Komoditas Penyumbang Surplus dan Defisit Neraca Perdagangan Hingga Juli 2025

Menarik Dibaca: Mengulik Kandungan Nutrisi dan 5 Manfaat Makan Tomat bagi Kesehatan Tubuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×