Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan perdagangan Jumat (19/3), rupiah berhasil melanjutkan tren positif. Rupiah di pasar spot berhasil ditutup menguat tipis 0,01% ke level Rp 14.408 per dolar Amerika Serikat (AS).
Namun, jika dihitung dalam sepekan, rupiah di pasar spot masih mencatatkan pelemahan sebesar 0,16%.
Lain halnya dengan rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Garuda ini justru ditutup di level Rp 14.476 per dolar AS atau melemah 0,44%. Dus, dalam sepekan terakhir, rupiah sudah melemah 0,73%.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyebut dari sisi sentimen negatif, pada pekan ini masih berfokus pada rally kenaikan yield US Treasury seiring optimisme pemulihan ekonomi di AS yang diperkirakan berjalan lebih cepat. Apalagi, hal ini semakin ditegaskan dengan pernyataan The Fed yang menyebut tahun ini akan ada pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Baca Juga: Rupiah menguat 0,01% ke Rp 14.408 per dolar AS pada akhir perdagangan Jumat (19/3)
“Hal ini pada akhirnya membuat rupiah cenderung tertekan. Keputusan BI yang mempertahankan suku bunga acuan juga tidak banyak memberi reaksi ke pasar,” kata Faisyal ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (19/3).
Menurutnya, penguatan rupiah dalam dua hari terakhir lebih dikarenakan efek bargain hunting para investor karena dolar AS yang sudah terlalu menguat.
Sementara untuk pekan depan, Faisyal melihat, pasar masih akan mencermati ke mana arah gerakan yield US Treasury. Selain itu, perkembangan vaksin AstraZeneca yang sempat diberhentikan penggunaannya juga akan menjadi perhatian pasar.
Faisyal memperkirakan, rupiah dalam sepekan ke depan akan bergerak pada rentang Rp 14.300-Rp 14.570 per dolar AS.
Selanjutnya: Tekanan yield US Treasury buat rupiah melemah 0,16% dalam sepekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News