Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Noverius Laoli
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2019 mencapai US$ 129,18 miliar atau naik US$ 2,55 miliar dari bulan sebelumnya.
“Perkembangan makro ekonomi stabil dengan pertumbuhan 5,05% dan inflasi dibawah 3%,” jelas Ryan pada Kontan.co.id Kamis (9/1).
Baca Juga: Rupiah mencapai level terkuat sejak Juni 2018
Selain itu, menurutnya persepsi investor asing di Indonesia masih positif melihat adanya reformasi struktural dengan rencana penerbitan UU Omnibus Law.
Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C Permana mengatakan hal yang sama. Rupiah terus menguat karena didorong tensi Timur Tengah yang terus mereda serta pengumuman cadangan devisa Indonesia kemarin.
Namun menurutnya, rupiah masih berpotensi untuk melemah mengikuti kenaikan harga minyak dunia. “Minyak menjadi salah satu penyumbang defisit perdagangan terbesar Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga: Mencermati sejumlah sinyal konflik AS-Iran tidak berlanjut ke perang terbuka
Ryan memprediksi rupiah akan melanjutkan tren penguatan hari ini. Menurutnya rupiah akan berada pada rentang Rp 13.750 hingga Rp 13.850 per dolar AS. Sementara, Fikri memprediksi rupiah akan mengalami volatilitas di rentang Rp 13.820 hingga Rp 13.920 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News