kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah menguat ke level tertinggi sejak Februari, ini penyebabnya


Sabtu, 16 Oktober 2021 / 10:50 WIB
Rupiah menguat ke level tertinggi sejak Februari, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Dalam sepekan, nilai tukar rupiah menguat 1,04%.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menguat dalam sepekan. Bahkan nilai tukar rupiah mencapai titik paling kuat sejak Februari 2021.

Merujuk Bloomberg, rupiah spot ditutup di level Rp 14.075 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 1,04% dibandingkan pekan lalu. Sedangkan rupiah Jisdor di minggu ini menguat 0,99% ke level Rp 14.084 per dolar AS.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menilai, penguatan rupiah di minggu ini didukung oleh derasnya dana asing yang masuk ke dalam negeri. 

Dalam sepekan, di bursa saham investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 5,15 triliun di pasar reguler. Sementara itu, untuk pasar obligasi, kemungkinan akan terjadi capital inflow di pasar sekunder.

“Hal ini terlihat dari penurunan yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun yang turun 7,1 basis poin hari ini ke 6,223% dan sudah turun dalam 3 hari beruntun,” kata Alwi.

Baca Juga: Belum terbendung, harga Bitcoin nyaris menembus level US$ 63.000

Derasnya dana asing ini menurutnya tidak terlepas dari membaiknya data-data ekonomi dalam negeri. Data-data seperti PMI manufaktur sudah mulai masuk zona ekspansi, kemudian neraca perdagangan RI yang mencatat surplus US$ 4,37 miliar pada September 2021.

Di minggu ini juga menurutnya data penjualan ritel yang membaik, walaupun tetap kontraksi. Membaiknya data ekonomi ini kata Alwi karena angka kasus Covid-19 di Indonesia yang menurun, sehingga PPKM dilonggarkan dan membuat roda ekonomi berputar.

Sementara itu, dari eksternal ia melihat koreksi dolar dalam beberapa hari terakhir turut mendukung sentimen, setelah investor melakukan aksi profit taking dari level tertingginya di minggu lalu.

“Aksi profit taking setelah dolar meraih level tertinggi minggu lalu, yang dipadu dengan meningkatnya sentimen risk-on, menyusul hasil earning positif di Wall Street, serta turunnya jobless claims, telah mengurangi minat investor atas dolar sebagai safe haven,” kata Alwi.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 12.000 jadi Rp 914.000 per gram pada Sabtu (16/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×