Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Minimnya sentimen dalam negeri membuat rupiah sulit mengungguli dollar AS. Di Pasar Spot, Selasa (8/12) nilai tukar rupiah tergerus 0,23% dari sehari sebelumnya ke level Rp 13.893 per dollar AS. Sementara kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,11% ke level Rp 13.853 per dollar AS.
Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, kemungkinan naiknya suku bunga The Fed semakin besar sehingga menekan rupiah. Apalagi, keputusan kenaikan suku bunga The Fed semakin dekat. “Sementara sentimen dalam negeri tidak ada yang signifikan,” ujarnya.
Cadangan devisa dalam negeri per November 2015 yang turun menjadi US$ 100,2 miliar dari sebelumnya US$ 100,7 miliar justru menjadi pemberat bagi rupiah. Sementara paket kebijakan ekonomi pemerintah jilid VII yang baru saja diluncurkan akan dapat dirasakan dampaknya dalam jangka panjang. Program stimulus tersebut diluncurkan untuk mendorong industri dalam negeri. “Sebenarnya program stimulus ekonomi cukup positif tapi tak terlihat pengaruhnya dalam jangka pendek,” lanjut Rully.
Pergerakan rupiah selanjutnya menurut Rully akan melihat sentimen dari luar, terutama data – data ekonomi dari AS. Sedangkan dari dalam negeri menunggu data neraca perdagangan yang akan dirilis pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News