Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Nilai tukar rupiah hari ini diprediksi kembali melemah. Di pasar spot, Senin (7/12) valuasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terkoreksi 0,20% ke Rp 13.861 dibandingkan hari sebelumnya.
Sejalan, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia tergelincir 0,03% ke Rp 13.837.
Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menjelaskan, pasar masih terpengaruh data ketenagakerjaan AS yang masih sesuai harapan The Fed. Hal ini menguntungkan posisi USD.
"Dari dalam negeri sampai pasar tutup masih menanti data cadangan devisa, jadi belum ada pendukung pergerakan," tambah Putu. Cadangan devisa Indonesia November 2015 senilai US$ 100,24 miliar. Angka tersebut turun dari Oktober yang sebesar US$ 100,71 miliar.
Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Tresuri Bank BNI, menambahkan, semakin dekat dengan pertemuan FOMC 15-16 Desember 2015, pasar kian sepi. Pelaku pasar cenderung berhati-hati dan menanti arah kebijakan moneter The Fed.
"Permintaan USD kian tinggi, karena pelaku pasar memilih safe haven," tutur Trian. Maka Trian menduga, pergerakan rupiah Selasa (8/12) masih berpotensi melemah tipis.
Tapi sepertinya koreksi lanjutan tidak bisa dihindari, karena cadangan devisa Indonesia November 2015 kembali menukik. "Data ini memberi sentimen negatif bagi pergerakan rupiah dan menjadi alasan kuat koreksi," kata Putu.
Oleh karena itu Putu menduga, rupiah Selasa (8/12) melemah di 13.750–13.920. Senada, Trian memprediksi, rupiah melemah di 13.800–13.880.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News