kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Rupiah melemah tipis karena harga minyak naik


Senin, 20 Mei 2019 / 22:28 WIB
Rupiah melemah tipis karena harga minyak naik


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pergerakan rupiah hari ini masih belum bisa pulih sejak pekan lalu. Pasalnya harga komoditas langganan impor domesktik yakni minyak sedang naik lagi.

Mengutip Bloomberg, Senin (20/5), rupiah tercatat melemah tipis 0,03% ke Rp 14.455 per dollar AS. Sementara pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga tercatat melemah 0,06% ke Rp 14.478 per dollar AS.

Konflik geopolitik di Timur Tengah antara Arab Saudi dan kawan-kawan dengan Iran semakin panas. Belum lama ini, koalisi Arab Saudi menggempur ibukota Yaman, Sanaa, melalui serangan udara dengan dalih memberantas milisi Houthi yang dibekingi Iran.

Senin (20/5) pukul 22.09 WIB, harga minyak west texas intemediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange naik 0,75% ke US$ 63,23 per barel dari harga penutupan kemarin di level US$ 62,76 per barel.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan ketegangan di Timur Tengah dikhawatirkan bisa mempengaruhi harga minyak sehingga rupiah wajar terkoreksi. Konflik berkeoanjangan bisa membuat pasokan si emas hitam dari kawasan tersebut terhambat. Sebab, kawasan Timur Tengah adalah daerah penghasil minyak terbesar di dunia, sehingga saat pasokan dari sana berkurang maka harga bisa naik cukup signifikan.

“Jika tren ini berlanjut, maka bisa menjadi alamat jelek buat rupiah,” kata Ibrahim kepada Kontan, Senin (20/5). Ia menambahkan kenaikan harga minyak akan membuat biaya impor komoditas ini semakin mahal.

Padahal Indonesia mau tidak mau harus mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena produksi yang belum juga memadai. Artinya, akan ada tekanan bagi neraca perdagangan dan transaksi berjalan.

Ibrahim memprediksi pada perdagangan selanjutnya akan berkutat di kisaran Rp 14.434-Rp 14.490 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×