Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini. Namun, selama sepekan rupiah bergerak melemah tertekan faktor eksternal.
Secara harian, rupiah menguat 0,15% ke Rp 16.313 per dolar AS. Namun, dalam akumulasi sepekan rupiah melemah juga sebesar 0,15% dari awal pekan ini di Rp 16.228 per dolar AS.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengatakan tertekannya rupiah sebenarnya terjadi dalam dua hari terakhir, sebab pada awal-awal pekan rupiah justru terapresiasi.
"Akibat sikap the Fed yang hawkish pada minutes meeting dan rencana tarif Trump untuk semikonduktor, obat-obatan serta mobil," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (21/2).
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,27% ke Rp 16.300 Per Dolar AS pada Jumat (21/2)
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong melanjutkan bahwa dari domestik juga data-data ekonomi cenderung lemah. Misalnya, deflasi di Januari dan inflasi tahunan yang sudah di bawah 1%.
Data perdagangan pun lemah. Walau masih surplus, tetapi disebabkan oleh impor yang jauh lebih kecil dari perkiraan begitupula dengan ekspor. Permintaan kredit yang terus turun, mencerminkan permintaan domestik yang lemah.
"Hal ini memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh BI pada pertemuan mendatang dan dua kali 25bps semester ini," paparnya.
Baca Juga: Rupiah Spot ke Rp 16.286 Jumat (21/2) Pagi, Menghentikan Pelemahan 3 Hari Beruntun
Lukman berpandangan bahwa sentimen tersebut akan terus menekan rupiah, walaupun memang rupiah akan terus melemah karena juga tergantung pergerakan dolar AS. Seperti contoh hari ini rupiah menguat oleh perlemahan dolar AS oleh data klaim pengangguran dan manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan.
Untuk pekan depan, tidak ada data ekonomi penting dari dalam negeri. Sementara dari AS terdapat rilis kedua data PDB dan data inflasi PCE.
Dus, awal pekan depan rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan investor cenderung wait and see menantikan perkembangan seputar perundingan Ukraina dan data-data ekonomi AS tersebut. Lukman memperkirakan rupiah berada direntang Rp 16.200 - Rp 16.400 per dolar AS. Sementara Fikri memproyeksikan rupiah di Rp 16.250 - Rp 16.350 per dolar AS.
Selanjutnya: Waspada Penipuan via Nomor WhatsApp, PINTU Ajak Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan
Menarik Dibaca: Hujan Guyur Kota Jogja dan Sekitarnya Mulai Pukul 1 siang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News