kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah melemah, pasar menunggu rilis notulensi rapat The Fed


Rabu, 09 Januari 2019 / 05:51 WIB
Rupiah melemah, pasar menunggu rilis notulensi rapat The Fed


Reporter: Amalia Fitri, Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah tertahan. Kemarin (8/1), kurs rupiah di pasar spot melemah 0,46% menjadi Rp 14.148 per dollar Amerika Serikat (AS). Namun para analis memperkirakan, koreksi pada mata uang Garuda tersebut terjadi hanya karena faktor teknikal saja.

Analis Global Kapital Investama Nizar Hilmy mengatakan, saat ini rupiah masih bergerak dalam tren bullish. Bahkan, saat pembukaan perdagangan kemarin, mata uang Garuda tersebut sempat menjajal ke bawah level Rp 14.000 per dollar AS.

Sebelumnya, rupiah memang diharapkan dapat menguat. Pasalnya, sesuai proyeksi, cadangan devisa Desember 2018 naik. Bank Indonesia merilis, cadangan devisa bertambah menjadi US$ 120,65 miliar. Data ini juga berhasil mendorong kurs tengah rupiah versi BI menguat 0,52% ke level Rp 14.031 per dollar AS.

Selain faktor teknikal, pelemahan rupiah juga terjadi karena pelaku pasar melakukan aksi profit taking. Maklum, penguatan rupiah di awal pekan ini cukup tinggi.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan, pelaku pasar juga mulai mengambil sikap wait and see jelang rilis notulensi rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini. "Semua investor mulai hati-hati dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi," kata dia.

Namun dalam jangka panjang, Lana memprediksi rupiah masih berpotensi menguat. Ini ditopang aturan devisa hasil ekspor (DHE) yang hampir kelar. Aturan tersebut diprediksi dapat memberi efek psikologis kepada eksportir untuk menaruh dananya di dalam negeri dan akhirnya menyokong rupiah bergerak lebih stabil.

Dalam aturan DHE disebutkan bahwa DHE akan ditempatkan dalam bentuk deposito berdenominasi dollar AS di perbankan yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia. Penempatan DHE dikenakan tarif PPh 0%–10%.

"Jadi aturan ini akan membantu rupiah tertahan dan tidak jatuh terlalu dalam. Untuk hal ini, kita bisa sedikit otoriter," ujar Lana. Dia pun memperkirakan, kurs rupiah hari ini dapat bergerak dalam rentang Rp 14.180–Rp 14.200 per dollar AS.

Sementara Nizar memprediksi, mata uang Garuda ada di kisaran Rp 13.950–Rp 14.200 per dollar AS. Hal ini karena hasil pertemuan antara AS dan China membahas gencatan senjata di perang dagang sejauh ini positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×