kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah Melemah lagi ke Rp 15.600-an, Intip Prediksi Untuk Selasa (12/12)


Selasa, 12 Desember 2023 / 06:10 WIB
Rupiah Melemah lagi ke Rp 15.600-an, Intip Prediksi Untuk Selasa (12/12)
ILUSTRASI. Berdasarkan data Jisdor Bank Indonesia, rupiah melemah 0,74% ke Rp 15.614 per dolar AS pada Senin (11/12).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah menjelang rapat Federal Reserve terakhir tahun ini. Senin (11/12), kurs rupiah spot melemah 0,68% ke level Rp 15.623 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan kurs rupiah Jisdor melemah 0,74% ke Rp 15.614 per dolar AS. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi, The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Desember 2023 yang berlangsung pekan ini. Data tenaga kerja yang kuat menandakan adanya ketahanan dalam perekonomian AS dan menandai potensi terjadinya soft landing

Selain The Fed, keputusan suku bunga dari Bank Sentral Inggris (BoE), Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank Nasional Swiss (Swiss National Bank) akan diumumkan pada minggu ini. Ketiga bank tersebut kemungkinan akan memberikan sinyal suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Baca Juga: BI Proyeksi Inflasi Tahun Depan Meningkat, Ekonom Beberkan Pemicunya

Di Asia, rilis data pada akhir pekan menunjukkan inflasi indeks harga konsumen China mengalami kontraksi untuk bulan kedua berturut-turut di bulan November 2023. Sementara kontraksi inflasi indeks harga produsen semakin dalam selama empat belas bulan berturut-turut.

"Data tersebut menunjukkan bahwa China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia kemungkinan akan mengalami pelemahan ekonomi yang berkelanjutan dalam beberapa bulan mendatang karena belanja gagal meningkat meskipun ada upaya likuiditas dari pemerintah," tutur Ibrahim.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan oleh data pasar tenaga kerja AS yang kuat. Berbeda dengan indikator ketenagakerjaan ADP, US non-farm payrolls (NFP) bulan November 2023 naik menjadi 199.000, dari bulan sebelumnya di 150.000 dan prediksi konsensus yang sebanyak 185.000. 

Baca Juga: Inflasi hingga Tarif Cukai Membayangi Prospek Pertumbuhan Belanja Masyarakat 2024

Solidnya pasar tenaga kerja AS juga tercermin dari data tingkat pengangguran AS yang secara tak terduga turun menjadi 3,7% dari 3,9%. "Data ini mendorong ekspektasi bahwa The Fed mungkin tidak akan menurunkan suku bunga di awal tahun 2024," kata Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (11/12).

Josua memperkirakan, rupiah akan cenderung bergerak sideways di kisaran Rp 15.575 per dolar AS-Rp 15.675 per dolar AS pada hari ini, Selasa (12/12). brahim memprediksi, mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.610 per dolar AS-Rp 15.670 per dolar AS pada hari ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×