Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah melempem di pekan ini. Sentimen eksternal kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) masih membayangi pergerakan kurs rupiah selama sepekan ini.
Jumat (13/5), rupiah di pasar spot melemah 0,10% ke Rp 14.613 per dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan, rupiah melorot 0,26%.
Hal yang sama terjadi di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI). Kurs rupiah Jisdor melemah 0,23% ke Rp 14.619 per dolar AS. Sementara jika dihitung dalam seminggu terakhir, mata uang Garuda ini melemah 0,95%.
Baca Juga: Harga Emas Melemah Total 3,18% dalam Empat Pekan
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan dolar dominan di semua papan perdagangan. Pasar tetap waspada akan kemungkinan resesi menyebabkan dolar AS diburu sebagai aset lindung nilai di tengah runtuhnya harga saham dan komoditas, serta imbal hasil obligasi yang mulai turun.
"Pasar sepertinya menghindari risiko, dan cenderung memilih aset lindung nilai seperti dolar AS, US Treasury dan yen yang telah oversold mendapat perhatian, karena yen cenderung lebih diminati dalam ancaman resesi," ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (13/5).
Sementara, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pelemahan rupiah sepekan disebabkan oleh sentimen hawkish The Fed yang masih berlanjut.
"Sentimen dari The Fed berasal dari hasil FOMC pekan lalu, dimana Fed memberikan sinyal bahwa pada dua rapat FOMC berikutnya, mereka masih mempertimbangkan kenaikan 50 bps," tutur Josua
Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah, Investor Berburu Dolar Sebagai Safe Haven
Josua mengatakan sentimen ini kemudian diperkuat dan sejalan dengan kenaikan inflasi AS. Pada pekan depan, rupiah masih berpotensi melemah meskipun tidak sedratis pekan ini.
Sutopo mengatakan semua ini berawal dari kekhawatiran pasar akan kenaikan suku bunga bertahap untuk mencegah inflasi yang overheat dapat membuat pertumbuhan berhenti dan menciptakan resesi.
Mata uang rupiah dan mata uang Asia lainya mendapat tekanan yang cukup berat dalam sebulan terakhir dan cenderung melemah terhadap dolar AS. Sutopo mengatakan Menteri Keuangan AS Janet Yellen, menyatakan bahwa tingkat inflasi di negara itu adalah masalah ekonomi nomor satu yang dihadapi pemerintah saat ini.
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 14.619 per Dolar AS, Terburuk Sejak April 2021
Sementara, Senat AS memberikan suara 80-19 mendukung pemberian Ketua Federal Reserve Jerome Powell masa jabatan empat tahun lagi di kursi penggerak bank sentral. Dia berjanji akan menaklukkan inflasi.
Josua memproyeksikan pascalibur panjang rupiah diperkirakan bergerak pada perdagangan Senin (16/5) rupiah akan berada di rentang Rp 14.575 per dolar AS-Rp 14.675 per dolar AS. Sementara Sutopo memproyeksikan rupiah bergerak pada kisaran Rp 14.550 per dolar AS-Rp 14.650 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News