Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tembus ke angka Rp 14.500 per dollar Amerika Serikat (AS) menjelang akhir pekan lalu. Pelemahan nilai rupiah ini berpengaruh bagi bisnis alat berat, salah satunya PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA). Maklum, sejumlah komponen masih dipasok melalui impor.
Director Chief Marketing Officer HEXA, Djonggi Gultom membenarkan pelemahan rupiah ini berdampak pada usaha alat berat yang mengusung merk Hitachi ini. “Yang jelas kami kan membeli alat menggunakan dollar, sehingga pelemahan rupiah ini berdampak bagi perusahaan. Kami melakukan penyesuaian harga, terpaksa kami sampaikan ke konsumen,” kata Djonggi pada Kontan.co.id, Jumat (21/7).
Djonggi mengaku sudah menyesuaikan harga lantaran melemahnya nilai tukar rupiah ini. “Mulai 1 Juni yang lalu kami sudah menyesuaikan harga, kami naikkan sekitar 5%,” ungkapnya.
Meski begitu, Djonggi menyampaikan belum ada dampak dari permintaan pasar lantaran harga batubara juga masih tinggi. “Jadi kami mengharapkan harga komoditi juga stabil walaupun adanya gejolak rupiah, kan ini (pelemahan rupiah) juga mungkin hanya sesaat karena pengaruh global,” tuturnya.
Saat ini, penjualan alat berat dari sektor tambang masih mendominasi penjualan HEXA. “Sepanjang kuartal I 2018, dari sisi amount 50% dari sektor tambang, selanjutnya kehutanan sekitar 20%, sisanya konstruksi,” imbuh Djonggi.
Selain melemahnya nilai tukar rupiah, salah satu tantangan bisnis bagi HEXA juga karena stok komponen dari supplier yang lambat, hal ini lantaran permintaan dari pasar dunia juga meningkat. Untuk itu, HEXA tengah menggenjot penjualan spare part dan perbaikan alat.
“Jadi kami juga jemput bola, kami mendatangi pelanggan agar alat-alat lamanya kami periksa dan kami tawarkan untuk diperbaiki, sehingga penjualan spare part juga meningkat,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News