Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kenaikan imbal hasil surat utang Negeri Paman Sam berpeluang menggerus harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder pada perdagangan Rabu (23/12).
Pada Selasa (22/12), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price terpeleset 0,03% ketimbang hari sebelumnya menjadi 105,06.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menduga, harga SUN pada perdagangan hari ini berpeluang melemah. Pemicunya, kenaikan imbal hasil Surat Utang Amerika (US Treasury) yang naik dari posisi 2,19% menjadi 2,23% pada Selasa (22/12). Maklum, pelaku pasar global mengantisipiasi libur panjang di akhir pekan dengan melepaskan potofolio mereka.
Namun, Made berpendapat, penurunan harga SUN cenderung terbatas. Angin segar berasal dari penguatan kinerja mata uang Garuda di hadapan dollar Amerika Serikat (AS).
“Penguatan rupiah yang terjadi dalam beberapa hari terakhir telah mendorong rupiah memasuki tren penguatan terhadap dollar Amerika. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan harga SUN pada perdagangan hari ini,” paparnya.
Secara teknikal, Made menyebutkan harga SUN masih berada pada area konsolidasi. Sehingga ia memprediksi harga SUN bakal bergerak terbatas dengan kecenderungan arah yang bervariasi.
Oleh karena itu, Made menyarankan investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder dengan menerapkan strategi trading jangka pendek di tengah fluktuasi harga SUN.
“Dengan asumsi rupiah masih melanjutkan tren penguatan terhadap dollar Amerika, maka kami perkirakan hingga akhir tahun 2015 harga SUN masih berpeluang untuk mengalami kenaikan,” jelasnya.
Bagi investor berhorizon investasi jangka panjang, Made menyarankan untuk membeli SUN secara bertahap pada seri FR0063, FR0070, FR0059, FR0064, FR0058, FR0065 dan FR0068.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News