kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah melemah dalam sepekan, ini penyebabnya


Sabtu, 25 September 2021 / 12:01 WIB
Rupiah melemah dalam sepekan, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Mata uang rupiah.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kurs rupiah selama sepekan ini melemah 0,23% dan terkoreksi 0,11% pada h Jumat (24/9) ke level Rp 14.257 per dolar Amerika Serikat (AS).

Sedangkan kurs Jisdor melemah sebanyak 0,11% selama sepekan, dan menguat tipis 0,04% ke level Rp 14.250 per dolar AS pada Jumat (24/9).

Ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri, melihat, dari sisi rupiah ada sentimen dari Federeal Reserve yang menyebabkan koreksi. Namun, sentimen utama datang dari hasil pertemuan FOMC dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI).

Dia melihat keputusan yang dikeluarkan oleh BI sudah sesuai ekspektasi pasar. BI mempertahankan suku bunga di angka 3,5% untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas rupiah.

Baca Juga: Kurs rupiah melemah 0,23% pekan ini

Akan tetapi, Reny mengamati bahwa The Fed mengindikasikan kenaikan suku bunga yang lebih cepat. Sebelumnya ekspektasi kenaikan suku bunga dilakukan di tahun 2023. Tetapi The Fed kemungkinan menaikkan suku bunga di tahun 2022 atau tahun depan.

“Sehingga ada investor ada kecenderungan untuk kembali memegang dolar AS, karena masih menganggap dolar AS relatif lebih aman, safe haven currency, dan juga didukung dengan pemulihan ekonomi AS mungkin bisa akan lebih cepat,” kata Reny kepada Kontan.co.id, Jumat (24/9).

The Fed juga mengungkapkan kalau tapering akan dilaksanakan di akhir tahun ini. Tapering kemungkinan besar akan dimulai pada November atau Desember.

Baca Juga: IHSG menguat 0,19% dalam sepekan ke 6.144 hingga Jumat (24/9)

“Jadi memang faktor eksternal yang akhirnya membuat rupiah mengalami depresiasi, tetapi kalau dilihat secara umum, memang koreksi ini tidak signifikan,” kata Reny.

Hal ini karena dari sisi domestik, banyak sentimen yang baik, seperti penurunan kasus Covid-19, penurunan level PPKM atau dilonggarkan, dan juga neraca perdagangan RI yang mencatatkan rekor, menurutnya ini yang membuat rupiah positif.

Di level Rp 14.257 per dolar AS, Reny menilai, nilai ini masih relatif terjaga, atau pelemahan tidak terlalu tajam, hanya ada perpindahan terhadap dolar AS, karena ekspektasi-ekspektasi perkembangan dari suku bunga akan dinaikkan lebih cepat, dan tapering-nya akan dilakukan tahun ini.

Baca Juga: Rupiah Jisdor menguat tipis ke Rp 14.250 per dolar AS pada Jumat (24/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×