Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kurs rupiah selama sepekan ini melemah 0,23% dan terkoreksi 0,11% pada h Jumat (24/9) ke level Rp 14.257 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sedangkan kurs Jisdor melemah sebanyak 0,11% selama sepekan, dan menguat tipis 0,04% ke level Rp 14.250 per dolar AS pada Jumat (24/9).
Ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri, melihat, dari sisi rupiah ada sentimen dari Federeal Reserve yang menyebabkan koreksi. Namun, sentimen utama datang dari hasil pertemuan FOMC dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Dia melihat keputusan yang dikeluarkan oleh BI sudah sesuai ekspektasi pasar. BI mempertahankan suku bunga di angka 3,5% untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas rupiah.
Baca Juga: Kurs rupiah melemah 0,23% pekan ini
Akan tetapi, Reny mengamati bahwa The Fed mengindikasikan kenaikan suku bunga yang lebih cepat. Sebelumnya ekspektasi kenaikan suku bunga dilakukan di tahun 2023. Tetapi The Fed kemungkinan menaikkan suku bunga di tahun 2022 atau tahun depan.
“Sehingga ada investor ada kecenderungan untuk kembali memegang dolar AS, karena masih menganggap dolar AS relatif lebih aman, safe haven currency, dan juga didukung dengan pemulihan ekonomi AS mungkin bisa akan lebih cepat,” kata Reny kepada Kontan.co.id, Jumat (24/9).
The Fed juga mengungkapkan kalau tapering akan dilaksanakan di akhir tahun ini. Tapering kemungkinan besar akan dimulai pada November atau Desember.
Baca Juga: IHSG menguat 0,19% dalam sepekan ke 6.144 hingga Jumat (24/9)
“Jadi memang faktor eksternal yang akhirnya membuat rupiah mengalami depresiasi, tetapi kalau dilihat secara umum, memang koreksi ini tidak signifikan,” kata Reny.
Hal ini karena dari sisi domestik, banyak sentimen yang baik, seperti penurunan kasus Covid-19, penurunan level PPKM atau dilonggarkan, dan juga neraca perdagangan RI yang mencatatkan rekor, menurutnya ini yang membuat rupiah positif.
Di level Rp 14.257 per dolar AS, Reny menilai, nilai ini masih relatif terjaga, atau pelemahan tidak terlalu tajam, hanya ada perpindahan terhadap dolar AS, karena ekspektasi-ekspektasi perkembangan dari suku bunga akan dinaikkan lebih cepat, dan tapering-nya akan dilakukan tahun ini.
Baca Juga: Rupiah Jisdor menguat tipis ke Rp 14.250 per dolar AS pada Jumat (24/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News