kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kurs rupiah melemah 0,23% pekan ini


Jumat, 24 September 2021 / 19:17 WIB
Kurs rupiah melemah 0,23% pekan ini
ILUSTRASI. Pergerakan rupiah selama sepekan ini melemah 0,23% ke level Rp 14.257 per dolar AS.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah selama sepekan ini melemah 0,23% ke level Rp 14.257 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan kurs Jisdor melemah sebanyak 0,11% selama sepekan ke level Rp 14.250 per dolar AS.

Research and Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin, menilai sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah di dalam negeri datang dari optimisme Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenai pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga 2021 yang akan mencapai kisaran 4%-5%.

Selain itu, aktivitas ekonomi yang kembali pulih berkat pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bertahap, sejak bulan lalu menjadi salah satu sentimen yang mempengaruhi.

Baca Juga: IHSG hanya naik 0,19% dalam sepekan, investor asing net buy Rp 2,39 triliun

“Optimisme terhadap pertumbuhan pada periode Juli-September didorong membaiknya sejumlah indikator ekonomi, baik konsumsi maupun produksi. Konsumsi rumah tangga diramal bisa tumbuh 2%-2,4% pada kuartal ketiga,” terang Nanang kepada Kontan.

Nanang juga melihat Sri Mulyani mewaspadai dampak yang ditimbulkan akibat gagal bayar perusahaan asal China yakni Evergrande terhadap perekonomian Indonesia. 

“Sri Mulyani mengatakan, situasi tersebut menyebabkan risiko baru dalam stabilitas sektor keuangan di China yang berpotensi berimplikasi pada mitra dagangnya, termasuk Indonesia. Hal ini mengingat Evergrande merupakan perusahaan konstruksi kedua terbesar di China,”  kata Nanang.

Sedangkan dari luar negeri, ia melihat sentimen proyeksi tapering dan juga kenaikan suku bunga The Fed mempengaruhi rupiah selama sepekan ini. Kecemasan dari krisis Evergrande, menurut Nanang meningkatkan permintaan safe haven, sehingga dolar AS diuntungkan, dan efeknya membuat kompetitor dolar melemah.

Baca Juga: Rupiah Jisdor menguat tipis ke Rp 14.250 per dolar AS pada Jumat (24/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×