Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,73% atau 114 poin ke level Rp 15.783 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (22/3). Dalam sepekan, rupiah melemah 1,17% dari penutupan pekan lalu di Rp 15.599 per dolar per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menjelaskan, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS akibat tekanan eksternal dari AS dan Tiongkok. Dari sisi AS, penguatan beberapa data ekonomi AS, termasuk Initial Jobless Claims dan US Manufacturing PMI.
“Hal ini mendorong kekhawatiran bahwa the Fed masih punya cukup ruang untuk mempertahankan suku bunganya lebih lama,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (22/3).
Josua bilang, tekanan risk-off berasal dari kebijakan PBoC yang memutuskan untuk menurunkan batas bawah nilai tukar yuan. Hal ini kemudian berdampak pula pada depresiasi mata uang Asia lainnya.
Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah 1,17% dalam Sepekan, Ini Penyebabnya
“Sepanjang pekan ini, rupiah melemah hingga 1,17% secara week to week (WtW) akibat dampak dari tekanan eksternal saat ini, serta dari laporan Fitch,” ujar dia.
Josua mengatakan bahwa rupiah sempat memangkas pelemahannya pada hari Kamis (21/3) karena hasil rapat FOMC. Namun, rupiah kembali melemah di hari ini.
Dia memprediksi, rupiah akan berpotensi melanjutkan pelemahan terbatas pada pekan depan. Rupiah tertekan beberapa data ekonomi AS yang akan dirilis pada Senin (25/3) dan diperkirakan akan cenderung solid. Data ekonomi AS yang akan dirilis pekan depan antara lain adalah penjualan rumah baru, keyakinan konsumen, serta pesanan barang tahan lama.
Josua memperkirakan, rupiah pada pekan depan akan berpotensi bergerak di kisaran Rp 15.750 per dolar AS-Rp 15.850 per dolar AS.
Baca Juga: Uang Beredar Melambat pada Februari, Laju Kredit Perbankan Jadi Pemicunya
Sementara itu, Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, rupiah mengalami volatilitas yang besar pekan ini setelah sempat menguat pasca FOMC.
“Rupiah berbalik melemah oleh dolar AS, rebound setelah beberapa data ekonomi AS yang lebih kuat di antaranya yakni, klaim pengangguran, manufaktur dan penjualan rumah,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (22/3).
Sedangkan sentimen dalam negeri, Lukman bilang, datang dari data penjual ritel Indonesia yang lebih baik mendukung rupiah. Dengan begitu, rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dan bergerak di kisaran sempit.
“Investor menantikan satu-satunya data penting pada minggu depan, yaitu inflasi PCE AS pada Jumat mendatang,” kata Lukman.
Lukman pun memprediksi, rupiah pada pekan depan berpotensi bergerak di kisaran Rp 15.600 per dolar AS-Rp 15.850 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News