CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

Rupiah melemah 1,1% dalam sepekan, begini prediksinya pekan depan


Minggu, 23 Mei 2021 / 06:16 WIB
Rupiah melemah 1,1% dalam sepekan, begini prediksinya pekan depan
ILUSTRASI. Karyawan money changer menghitung mata uang dollar US di salah satu money changer Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak bisa bertahan hingga akhir pekan, Jumat (21/5). Kekhawatiran pandemi menyebar semakin luas dengan ditemukannya tiga varian baru Covid-19 menjadi penyebab pelemahan rupiah. 

Di pasar spot, Jumat (21/5), rupiah menguat 0,14% ke Rp 14.355 per dollar AS. Namun, dalam sepekan rupiah melemah 1,1%. 

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan awal pekan lalu rupiah bergerak menguat karena penguatan dolar AS terbatas oleh spekulasi The Fed yang akan mengetatkan kebijakan moneter setelah inflasi AS tumbuh. 

Namun, sentimen yang cenderung membuat rupiah melemah tersebut nyatanya sudah pelaku pasar antisipasi dan membuat rupiah di awal pekan sempat menguat. 

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menilai pergerakan rupiah sepekan ini cukup terjaga akibat pasar yang tutup saat Lebaran. 

Baca Juga: Melemah pekan ini, simak proyeksi rupiah pekan depan

Jika pasar tidak tutup di saat yang sama, data inflasi AS tercatat naik dan langsung meningkatkan yield US Treasury AS. "Jika pasar tidak tutup rupiah berpotensi overshoot," kata Fikri. 

Namun, mata uang garuda berbalik melemah hingga akhir pekan karena pelaku pasar kembali khawatir pada penyebaran virus Covid-19 yang tidak kunjung mereda. 

"Pelemahan rupiah dipicu oleh kekhawatiran jumlah kasus positif Covid-19 melonjak setelah Lebaran," kata Faisyal, Jumat (21/5). 

Pada pekan depan, Faisyal mengatakan fokus pelaku pasar pada kebijakan pengetatan moneter The Fed sudah mulai diacuhkan. Sementara, kunci pergerkan nilai tukar kembali pada masalah Covid-19. 

Selain itu, pelaku pasar juga akan menanti Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI). 

Faisyal bilang, jika BI mempertahankan suku bunga acuannya maka rupiah berpotensi menguat di pekan depan. 

"Fundamental Indonesia kuat didukung pelaku pasar mulai melirik aset berisiko karena pandemi di Eropa dan AS mulai membaik meski di kawasan Asia masih memburuk," kata Faisyal.

Sementara, Fikri memproyeksikan rupiah di pekan depan berpotensi bergerak volatil dengan kecenderungan menguat. 

Sentimen positif datang dari neraca perdagangan Indonesia periode April surplus. Selain itu, ekspor China dan Jepang mulai meningkat sehingga rupiah berpotensi menguat.  

Sepekan ke depan, Faisyal memproyeksikan rupiah berada di rentang Rp 14.200 per dolar AS-Rp 14.500 per dolar AS. 

Sementara, Fikri memproyeksikan rentang rupiah di Rp 14.150 per dolar AS-Rp 14.350 per dolar AS. 

Selanjutnya: IHSG melorot 2,78% dalam sepekan hingga Jumat (21/5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×