kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.406.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.664   19,00   0,11%
  • IDX 8.640   28,41   0,33%
  • KOMPAS100 1.190   5,25   0,44%
  • LQ45 854   4,57   0,54%
  • ISSI 309   2,52   0,82%
  • IDX30 440   2,31   0,53%
  • IDXHIDIV20 513   4,65   0,91%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 140   1,06   0,76%
  • IDXQ30 141   1,14   0,82%

Rupiah Melemah 0,15% Kamis (4/12), Ini yang Akan Menjadi Pemicu Pergerakan Besok


Kamis, 04 Desember 2025 / 17:07 WIB
Rupiah Melemah 0,15% Kamis (4/12), Ini yang Akan Menjadi Pemicu Pergerakan Besok
ILUSTRASI. Redam Gejolak-Petugas menghitung uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (29/09/2025). Bank Indonesia menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri secara terus menerus, melalui intervensi NDF. Menkeu Purbaya Y Sadewa yakin upaya BI akan berhasil meredam gejolak rupiah. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/29/09/2025


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali tertekan pada penutupan perdagangan hari ini Kamis (4/12/2025). Sejumlah analis menilai tekanan rupiah kemungkinan berlanjut pada perdagangan esok hari Jumat (5/12/2025), seiring sensitivitas pasar terhadap data PCE dan cadangan devisa (cadev).

Nilai tukar rupiah di pasar spot tertekan pada penutupan Kamis (4/12/2025), rupiah ditutup di level Rp 16.653 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,15% dibanding penutupan hari sebelumnya ke level Rp 16.628 per dolar AS. 

Sejalan dengan itu, Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,08% dibanding hari kemarin yakni menjadi Rp 16.646 per dolar AS. 

Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.653 Per Dolar AS Hari Ini (4/12)

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memproyeksikan, pergerakan rupiah akan dipengaruhi data cadangan devisa (cadev) yang dikhawatirkan bisa berdampak atau tergerus intervensi Bank Indonesia (BI).

Menurut Lukman, apabila tidak ada kejutan pada data cadev atau tidak ada kenaikan signifikan, maka rupiah masih akan berkonsolidasi karena investor masih akan menghadapi data ekonomi penting AS, yaitu inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures) pada malamnya.

“Namun apabila cadev menurun, rupiah akan kembali tertekan,” jelas Lukman kepada Kontan, Kamis (4/12/2025).

Kalau Pengamat Ekonomi, Mata Uang, dan Komoditas Ibrahim Assuaibi menyebut, rupiah akan dipengaruhi indeks jasa Institute for Supply Management (ISM) yang ekspansi moderat pada bulan November. 

Investor kini menunggu sinyal yang lebih pasti dari Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bulan September yang tertunda, tolok ukur inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis Jumat, untuk mengonfirmasi seberapa agresif kemungkinan penurunan suku bunga.

Yang menambah ketidakpastian adalah laporan media bahwa pemerintahan Trump tiba-tiba membatalkan wawancara dengan beberapa kandidat pengganti Jerome Powell, memperkuat spekulasi bahwa Kevin Hassett dapat muncul sebagai ketua The Fed berikutnya. 

Baca Juga: Logisticplus (LOPI) Bantah Hoax Pengakhiran Kontrak Logistik di Stockbit

“Laporan tersebut telah memperkuat ekspektasi akan sikap The Fed yang lebih dovish di bawah kepemimpinan baru,” ujar Ibrahim.

Ibrahim memproyeksikan pergerakan rupiah Jumat (5/12/2025) akan bergerak fluktuatif cenderung melemah di Rp 16.650 – Rp 16.690 per dolar AS. Sementara Lukman memperkirakan rupiah di kisaran Rp 16.600 – Rp 16.700 per dolar AS.

Selanjutnya: Cek Strategi Millennium Pharmacon International (SDPC) Jaga Pertumbuhan Berkelanjutan

Menarik Dibaca: Promo The Body Shop Super Beauty Week 1-7 Desember 2025, Parfum-Face Wash Diskon 50%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×