kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah Melemah 0,10% dalam Sepekan, Simak Proyeksinya untuk Pekan Depan


Sabtu, 14 Oktober 2023 / 06:10 WIB
Rupiah Melemah 0,10% dalam Sepekan, Simak Proyeksinya untuk Pekan Depan
ILUSTRASI. Dalam sepekan rupiah spot melemah 0,10% dari Jumat (6/10) di Rp 15.628 per dolar AS.ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah di pasar spot berbalik menguat 0,12% ke level Rp 15.682 per dolar Amerika Serikat (AS), di akhir perdagangan hari ini Jumat (13/10). Namun, dalam sepekan rupiah spot masih turun 0,10% dari Jumat (6/10) di Rp 15.628 per dolar AS. 

Lalu, di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah melemah 0,52% selama sepekan ke Rp 15.709 per dolar AS dari Rp 15.628 per dolar AS.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menilai pergerakan rupiah di pekan ini lebih dipengaruhi faktor eksternal. 

"Perang Israel-Hamas, pernyataan Fed terkait suku bunga, inflasi AS, dan data eknonomi China," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (13/10).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, penguatan rupiah secara terbatas pada Jumat (13/10) di tengah sentimen inflasi AS. Inflasi AS masih tercatat 3,7% YoY, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi inflasi sebesar 3,6% YoY.

Baca Juga: Lesu, Rupiah Jisdor Melemah Tipis ke Rp 15.709 Per Dolar AS Pada Jumat (13/10)

Selain dari inflasi AS yang menguat, tekanan pada awal sesi juga berasal dari stagnannya tingkat harga di Tiongkok. Inflasi Tiongkok tercatat 0,0% YoY dari sebelumnya 0,1% YoY, sementara Indeks Harga Produsen Tiongkok masih tercatat deflasi 2,5% YoY.

Sementara pergerakan rupiah sepanjang pekan ini melemah, terutama pada awal pekan akibat penguatan data NFP AS serta tensi geopolitik dari Timur Tengah. 
"Pelemahan rupiah cenderung terbatas pada hari Kamis dan Jumat, meskipun Indeks Harga Produsen dan Indeks Harga Konsumen (inflasi) AS masih cenderung meningkat melebihi ekspektasi pasar," paparnya.

Pekan depan, Josua memperkirakan rupiah berpotensi menguat lantaran beberapa indikator AS, seperti penjualan ritel dan indikator-indikator manufaktur diprediksi mengalami penurunan perfroma dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pelemahan indikator AS berpotensi mendorong pelemahan dolar AS, yang berdampak pada tren apresiasi rupiah.

Pada pekan depan juga, BI akan mengumumkan hasil RDG BI pada tanggal 19 Oktober. 

"Kami perkirakan BI akan mempertahankan suku bunganya di level 5,75% pada RDG mendatang sejalan dengan komitmen BI dalam mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah," jelasnya.

Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.682 Per Dolar AS Pada Hari Ini (13/10)

Rupiah pun diperkirakan bergerak di kisaran Rp 15.625 - Rp 15.725 per dolar AS pada pekan depan. Sementara Lukman memperkirakan awal pekan depan rupiah masih berptensi menguat ke level Rp 15.600 - Rp 15.750.

"Rupiah berpotensi menguat menjelang rilis data perdagangan yang diperkirakan akan menunjukkan surplus US$ 4,6 miliar," tutup Lukman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×