Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah melaju kencang di perdagangan pekan ini. Setelah lama tertekan di area 15.800, rupiah berbalik menguat (rebound) lebih dari 1% selama perdagangan minggu ini.
Mengutip Bloomberg, rupiah spot ditutup pada posisi Rp 15.660 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Jumat (2/2). Secara mingguan rupiah menguat 1,04% dari posisi pekan lalu Rp 15.825 per dolar AS. Sedangkan, rupiah menguat sekitar 0,55% secara harian dari posisi kemarin Rp 15.775 per dolar AS.
Sejalan dengan pergerakan di pasar spot, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) terpantau menguat yang ditutup pada posisi Rp 15.688 per dolar AS, Jumat (2/2). Rupiah Jisdor BI menguat sekitar 0,89% secara mingguan dan juga menguat 0,67% secara harian.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, rupiah catat hasil terbaiknya pekan ini dengan penguatan secara mingguan sebesar 1% wtw. Ini tidak terlepas dari dampak sentimen lokal dan eksternal.
Baca Juga: Rupiah Menguat Pekan Ini Berkat Narasi The Fed di FOMC Januari 2024
Nanang menjelaskan, data inflasi yang melambat 2,57% secara tahunan di bulan Januari 2024. Dengan melandainya laju inflasi memberikan sentimen positif bagi pasar karena menandakan harga barang di awal tahun sesuai dengan target Bank Indonesia (BI) yakni pada rentang 1,5% - 3,5%.
Dari eksternal, faktor penguatan rupiah datang dari Amerika yang menunjukkan beberapa katalis fundamental mengalami perlambatan di sektor tenaga kerja, baik itu ADP Employment dan Klaim Pengangguran.
“Kondisi ini menjadikan pertimbangkan investor ruang pemangkasan bisa kembali dipercepat nantinya. Hal itu karena dalam FOMC Meeting kemarin, Jerome Powell memberi indikasi pemangkasan akan dimulai pada Mei 2024,” ungkap Nanang kepada Kontan.co.id, Jumat (2/2).
Kendati demikian, Nanang menuturkan bahwa pasar tengah menunggu rilis angka Non farm Payroll (NFP) AS malam ini. Apabila tidak sesuai dengan perkiraan, maka akan kembali memunculkan sentimen percepatan pemangkasan suku bunga dan ini menjadi beban bagi dolar.
“Sebaliknya, jika data ketenagakerjaan membaik, maka akan menguntungkan bagi dolar AS,” tambahnya.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,55% ke Rp 15.688 Per Dolar AS Pada Jumat (2/2)
Nanang melihat, secara teknikal, terdapat ruang penguatan lanjutan secara mingguan dan harian bagi rupiah. Terlebih lagi dengan dorongan data Amerika yang kurang baik. Rupiah diperkirakan bisa menuju area 15.600 dan 15.550. Sebaliknya potensi pelemahan menuju 15.705 dan 15.765.
Dia memperkirakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan berada dalam rentang harga Rp 15.570 - Rp 15.720 per dolar AS di perdagangan pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News