Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah melemah terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan pekan ini. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,17% secara mingguan ke level Rp 15.328 per dolar AS di akhir perdagangan Jumat (15/9).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengamati, Rupiah cenderung bergerak sideways atau datar di sepanjang pekan ini. Sebelum akhirnya ditutup melemah terbatas terhadap dolar AS.
Rupiah dibuka melemah terhadap dolar AS di awal sesi perdagangan hari ini, Jumat (15/9). Pelemahan IDR didorong oleh penguatan indeks dolar AS pasca rilis data inflasi produsen Amerika Serikat yang meningkat 0,7% MoM di bulan Agustus 2023.
Rupiah kemudian cenderung memangkas pelemahannya terhadap dolar AS sejalan dengan sentimen risk-on di tengah membaiknya data perekonomian China.
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Terkoreksi 0,06% ke Rp 15.356 Per Dolar AS Pada Jumat (15/9)
Data produksi industri China terpantau naik menjadi 4,5% YoY pada bulan Agustus dari sebelumnya 3,7%. Selain itu, penjualan ritel China tumbuh signifikan 4,6% pada Agustus dari bulan sebelumnya 2,5% YoY.
"Terbatasnya pergerakan rupiah di pekan ini tidak terlepas dari para investor yang cenderung wait and see menjelang data inflasi AS," kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (15/9).
Pengamat Mata Uang, Lukman Leong melihat pelemahan rupiah pekan ini karena tekanan dari penguatan dolar AS. The Greenback bergerak lebih kuat dipicu oleh ekspektasi tingkat inflasi yang masih tinggi dan prospek suku bunga The Fed menjelang FOMC di pekan depan.
Dari dalam negeri, data penjualan ritel Indonesia terpantau melambat yaitu turun dari 7,9% YoY pada Juni menjadi 1.6% pada Juli 2023. Sentimen data penjualan eceran ini turut menekan gerak rupiah.
Lukman memperkirakan rupiah masih akan di bawah tekanan dolar AS menjelang FOMC pada tanggal 19 - 20 September 2023. Dari internal, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia diperkirakan bakal mempertahankan suku bunga.
"Walaupun diharapkan tidak akan ada kenaikan suku bunga, namun The Fed nampaknya masih akan bernada hawkish. Terlebih melihat data inflasi AS yg terakhir dan naiknya harga minyak mentah dunia," ungkap Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (15/9).
Baca Juga: Rupiah Spot Terkoreksi 0,007% ke Rp 15.356 Per Dolar AS Pada Jumat (15/9)
Kalau Josua melihat rupiah berpotensi mengalami penguatan terbatas jelang pertemuan FOMC di pekan depan. The Fed diperkirakan masih akan menahan suku bunganya di kisaran 5,50% dan berpotensi menunjukkan sinyal selesainya kenaikan suku bunga Fed.
Josua memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp 15.300 per dolar AS - Rp 15.400 per dolar AS di perdagangan pekan depan. Sementara Lukman memprediksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.250 per dolar AS - Rp 15.450 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News