Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim pembagian dividen, termasuk pada investor asing, tak akan berpengaruh signifikan terhadap persediaan devisa dan pergerakan nilai tukar rupiah.
Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengungkapkan, ini karena keluarnya dana diiringi dengan tren aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan dalam negeri.
"Tidak berpengaruh besar, karena ada ganti dari masuknya dana ke pasar saham maupun surat berharga negara (SBN)," tutur Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (2/4).
Setelah sempat dana asing keluar dari pasar keuangan domestik akibat ketidakpastian global, kini dana asing mulai mengalir ke dalam negeri.
Ada aliran modal asing yang masuk secara neto, melihat data yang dihimpun Bank Indonesia (BI), selama tiga bulan pertama 2023.
Baca Juga: Simak Prediksi Rupiah di Perdagangan Senin (3/4)
Dari Januari 2023 hingga 30 Maret 2023, non residen beli neto Rp 54,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 1,45 triliun di pasar saham.
Selain adanya aliran modal asing yang masuk, Fikri juga melihat pembayaran dividen ke luar negeri tak sebesar periode sebelumnya. Mengingat, kepemilikan asing mulai berkurang.
"Dua tahun terakhir, kepemilikan asing di SBN maupun saham sudah berkurang. Sehingga, risiko sudah turun," kata Fikri.
Faktor lainnya yang mendukung gagahnya mata uang Garuda adalah penempatan devisa hasil ekspor (DHE) dalam term deposit valas yang sudah dimulai 1 Maret 2023.
Fikri menilai, ini sudah cukup efektif dalam membawa dolar hasil ekspor ke dalam negeri, sehingga memperkuat devisa.
Namun, efektivitas DHE ini akan lebih nyata kalau revisi Peraturan Pemerintah (PP) no. 1 Tahun 2019 tentang DHE rampung secepatnya.
"Dengan revisi PP tersebut selesai, maka penarikan DHE ke dalam negeri akan lebih optimal lagi. Mengingat, potensi ekspor masih akan baik di tahun 2023," kata Fikri.
Lebih lanjut, Fikri pun meyakini nilai tukar rupiah dalam momen ini akan bergerak di kisaran Rp 14.800 hingga Rp 15.500 per dolar AS.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Tembus ke 7.000 di Kuartal II, Ini Rekomendasi Saham Pilihan Analis
Sedangkan hingga akhir tahun 2023, ia memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 15.300 hingga Rp 15.400 per dolar AS.
Senada dengan Fikri, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan permintaan dolar di tengah musim pembagian dividen kuartal II-2023 tak akan terlalu menekan rupiah.
Memang, David tak menampik devisa akan tergerus. Terlebih, harga komoditas masih cenderung lemah sehingga menyedot suplai valuta asing dari sisi ekspor.
Namun, ekspektasi bahwa bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) tak akan terlalu hawkish akan menjaga kebutuhan dolar AS.
"Ekspektasi Fed tak akan lagi hawkish, akan membuat permintaan atau pasokan dolar AS relatif seimbang dan akan menjaga Rupiah," tutur David.
David pun memperkirakan, pergerakan rupiah pada kuartal II-2023 bergerak di level Rp 15.000 hingga Rp 15.500 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News