Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah bergerak tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Kamis (9/2). Kurs rupiah spot melemah tipis 0,01% ke Rp 15.097 per dolar AS pada perdagangan kemarin. Sedangkan kurs rupiah Jisdor menguat 0,01% ke Rp 15.120 per dolar AS.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, pergerakan rupiah hari ini akan tertahan dan melemah tipis karena klaim tunjangan pengangguran AS diprediksi akan membaik.
Meskipun begitu, tekanan terhadap rupiah tak akan terlalu tajam. Sebab, ada rilis data consumer price index (CPI) Jerman yang datanya lebih baik dari perkiraan.
“Ini yang akan membuat indeks dolar AS akan melemah, karena pasar melihat hal positif di pasar Uni Eropa, sehingga akan switching pendanaan dari dolar AS ke euro dalam beberapa waktu ke depan,” ujar Fikri kepada Kontan.co.id, Kamis (9/2).
Baca Juga: Schroder: IHSG Tertekan, Sementara Pasar Obligasi Menguat pada Januari 2023
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, rupiah menguat di tengah tekanan terhadap dolar AS. Sebab, pasar kecewa dengan komentar Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang kurang hawkish pada Selasa (7/2) kemarin.
Powell, kata Alwi, hanya mengulang-ulang pernyataan soal disinflasi AS. Padahal, pasar ingin Powell mengambil langkah hawkish setelah data nonfarm payroll AS yang naik 3 kali lipat dari prediksi.
“Pejabat The Fed lain pun sama. Mereka selalu mendukung kenaikan suku bunga, tetapi kenaikan suku bunga AS untuk tahun ini pun sudah terukur, yaitu di atas 5% sesuai dengan rapat The Fed pada Desember 2022,” ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Kamis (9/2).
Baca Juga: Berotot, Rupiah Jisdor Menguat Tipis ke Rp 15.120 Per Dolar AS Pada Kamis (9/2)
Terkait data domestik, data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Indonesia yang naik dari 199,9 pada Desember 2022 ke 123 pada Januari 2023 turut mengangkat rupiah. Pasar pun menunggu data klaim pengangguran AS yang diprediksi naik menjadi 191.000 pada pekan lalu.
“Ditambah dengan The Fed yang tak hawkish seperti perkiraan, data ketenagakerjaan AS hari ini bisa memukul dolar dan mengapresiasi rupiah,” ungkap Alwi.
Alwi memproyeksikan rupiah berpotensi menguat pada rentang Rp 15.000 per dolar AS–Rp 15.150 per dolar AS. Sementara, Fikri memprediksikan rupiah bergerak di rentang Rp 15.020 per dolar AS–Rp 15.220 per dolar AS pada Jumat (10/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News