Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pemecatan Direktur FBI James B. Comey oleh Presiden Donald Trump berhasil membuat rupiah unggul. Di pasar spot, Kamis (11/5), nilai tukar rupiah menguat tipis 0,1% menjadi Rp 13.346 per dollar AS. Tapi, kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI), Rabu (10/5), melemah 0,28% ke level Rp 13.355 per dollar AS.
Research & Analyst Monex Investindo Futures Agus Chandra mengatakan, rupiah masih punya peluang menguat. Penguatan ini akan ditopang oleh sentimen yang berasal dari dalam negeri, seperti rilis neraca berjalan April.
Sekadar mengingatkan, Rabu (10/5) lalu, rupiah sempat terseret sentimen negatif vonis penjara dua tahun atas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ini menimbulkan spekulasi investor asing akan menarik dana dari dalam negeri.
Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang Bank Mandiri. juga menilai rupiah dapat melanjutkan penguatan pada akhir pekan ini. Pengaruh vonis Ahok terhadap pergerakan rupiah diharapkan sudah reda.
Dengan demikian, pelaku pasar bisa kembali fokus pada kondisi ekonomi dalam negeri yang terbilang membaik. "Dengan kondisi fundamental yang positif, pertumbuhan ekonomi dalam negeri kuartal II-2017 diharapkan lebih baik dari kuartal pertama," ujar Rully.
Analis menilai sentimen global akan berkurang. Situsi global sudah lebih kondusif setelah pemilihan umum Presiden Prancis. Pelaku pasar juga sudah mulai mengantisipasi prospek kenaikan suku bunga The Fed.
Jumat (12/5), Rully memprediksi rupiah menguat dan bergerak di kisaran Rp 13.320-Rp 13.360 per dollar AS. Sedangkan Agus memperkirakan rupiah menguat dan bergerak antara Rp 13.300-Rp 13.400 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News