Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih menghadapi tekanan di tengah penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mayoritas mata uang global. Rabu (7/9), kurs rupiah spot melemah 0,22% ke level Rp 14.918 per dolar AS. Kurs rupiah Jisdor melemah 0,28% ke level Rp 14.927 per dolar AS.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh penurunan aliran dana asing alias capital inflow di pasar domestik. Penurunan arus masuk dana asing ini dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi domestik yang meningkat karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Reny juga mencermati indeks dolar yang masih cukup tinggi di level 110,48 atau naik 0,13% dari penutupan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan dolar AS masih cenderung menguat kalau dibandingkan dengan mayoritas mata uang. Pelaku pasar juga masih akan mencermati pidato dari petinggi The Fed dan Fed Beige Book yang dirilis pada pekan ini.
“Untuk perdagangan Kamis, rupiah diperkirakan akan bergerak di level Rp 14.878 dolar AS sampai Rp 14.945 per dolar AS,” kata Reny kepada Kontan.co.id, Rabu (7/9).
Baca Juga: Cadangan Devisa Stagnan, Ekonom: Indikasi Terjadi Aliran Modal Masuk
Analis DCF Futures Lukman Leong memproyeksikan rupiah akan bergerak datar di awal perdagangan besok. Dari sisi dolar AS, pelaku pasar cenderung wait and see menanti keputusan rapat European Central Bank.
“Sedangkan dari domestik akan menantikan data indeks kepercayaan konsumen pada hari Kamis dan penjualan ritel pada Jumat,” tutur dia.
Lukman memperkirakan secara umum, rupiah masih akan berada dalam tekanan. Tapi data ekonomi domestik yang kuat masih akan memberikan dukungan pada rupiah. Dia memprediksikan rupiah akan bergerak di Rp 14.850 per dolar AS-Rp 14.975 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 14.918 Per Dolar AS Pada Hari Ini (7/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News