Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih bisa menguat di awal pekan. Sentimen global akan menjadi pendongkrak untuk rupiah melanjutkan penguatannya di akhir pekan lalu.
Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah menguat 0,04% ke level Rp 14.055 per dolar AS pada Jumat (20/9). Di kurs tengah BI, rupiah juga menguat 0,1% menjadi Rp 14.085 per dolar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah bisa menguat meskipun terbatas. Ia menilai belum akan ada data-data rilis yang memberi dampak pada pergerakan rupiah. Menurutnya, pelaku pasar akan kembali fokus pada pertemuan negosiasi dagang antara AS dan China. "Kita lihat dulu hasil negosiasinya seperti apa," ucap Josua.
Baca Juga: Rupiah bergerak stabil, ini penyebabnya menurut gubernur BI
Selain itu, Josua bilang bahwa pemangkasan suku bunga The Fed masih memberi pengaruh positif pada pergerakan rupiah. Hal ini terkait dengan pernyataan Ketua Bank Sentral AS Jerome Powell bahwa akan ada kemungkinan terjadi pemangkasan suku bunga lagi. "Pasar masih merespons pernyataan tersebut," ujar Josua.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim juga mengatakan, rupiah berpeluang kuat di awal pekan depan. Ia menilai sentimen negosiasi dagang AS-China dan pemangkasan suku bunga BI menjadi pemicu positif bagi rupiah. "Dalam transaksi senin depan rupiah masih ada harapan untuk menguat," papar Ibrahim.
Sentimen-sentimen yang disebutkan oleh Josua dan Ibrahim merupakan sentimen yang menyebabkan rupiah menguat di akhir pekan lalu. Oleh karena itu, prediksi penguatan rupiah di awal pekan masih dirasa sempit.
Baca Juga: Faktor eksternal membuat tukar rupiah melemah terhadap dolar AS sepekan ini
Josua menebak kurs rupiah akan berada di kisaran Rp 14.000 - Rp 14.100 per dolar AS pada Senin (23/9). Sedangkan Ibrahim meramalkan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.035 - Rp 14.095 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News