kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Rupiah masih berpotensi melemah jelang FOMC


Selasa, 12 Desember 2017 / 19:55 WIB
Rupiah masih berpotensi melemah jelang FOMC


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah diperkirakan masih akan melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (13/12). Hal ini seiring berlangsungnya pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada hari yang sama.

Analis Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto mengatakan, agenda FOMC yang membahas kepastian kenaikan suku bunga The Federal Reserve masih menjadi sentimen dominan terhadap pergerakan rupiah di pasar.

Selain itu, sebelum agenda FOMC berlangsung, terdapat rilis data consumer price index (CPI) AS yang diprediksi meningkat menjadi 0,4%. "Jika itu terjadi, posisi dollar AS akan semakin kokoh," tutur Andri.

Meski begitu, Andri memprediksi, pelemahan rupiah pada esok hari cenderung bersifat terbatas. Hal ini disebabkan fundamental ekonomi dalam negeri masih tergolong bagus.

Ditambah lagi, besok Bank Indonesia akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur terakhirnya di tahun ini. "BI diyakini belum akan mengubah tingkat suku bunga acuan," kata Andri.

Andri pun memperkirakan kurs rupiah terhadap dollar AS akan bergerak di kisaran Rp 13.530--Rp 13.570 pada perdagangan besok.

Adapun pada hari ini (12/12), kurs rupiah terhadap dollar AS melemah tipis 0,16% ke level Rp 13.574 per dollar AS di pasar spot. Bank Indonesia juga mencatat pelemahan tipis kurs tengah rupiah sebesar 0,02% ke level Rp 13.550 per dollar AS.

Menurut Andri, di samping penantian pasar terhadap pertemuan FOMC, penurunan nilai cadangan devisa Indonesia pada bulan November menjadi US$ 125,96 miliar turut mendorong pelemahan rupiah pada hari ini.

Namun, peningkatan nilai penjualan eceran untuk bulan Oktober sebesar 2,2% yang datanya dirilis BI pada Senin kemarin mampu menjaga kurs rupiah dari ancaman terdepresiasi lebih tajam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×