Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang rapat The Federal Reserve pekan ini, fundamental rupiah untuk perdagangan besok terlihat tertahan. Indikator teknikal pun mendukung potensi ini.
Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menjelaskan, teknikal pergerakan pasangan USD/IDR memberikan sinyal bullish bagi dollar Amerika Serikat (AS). Hal ini terlihat dari formasi grafik indikator moving average (MA) memberikan formasi bullish dan indikator moving average convergence divergence (MACD) di area positif.
Adapun indikator relative strength index di level 58 sedangkan indikator stochastic di area 87 yang menunjukkan kondisi oversold. Artinya, rupiah berpotensi koreksi.
"Kemungkinan rupiah baru bisa berbalik unggul pada kuartal pertama tahun depan setelah selesai merespon kenaikan suku bunga dan reformasi pajak AS," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Senin (11/12).
Pada pekan rapat The Federal Reserve, Wahyu cukup optimis rupiah tidak akan terbanting terlalu parah. Alasannya, kenaikan suku bunga AS ini sudah diantisipasi cukup lama.
Apalagi, secara historis, dollar AS melemah setelah kenaikan suku bunga pada 2016 lalu, karena mata uang utama lain telah bersiap diri pada kebijakan moneter tersebut. "Pasar punya kecenderungan beli rumor dan jual fakta, bisa jadi awal tahun dollar akan melemah seperti habis December Hike 2016," kata Wahyu.
Untuk perdagangan Selasa (12/11), Wahyu melihat adanya potensi penguatan rupiah pada rentang perdagangan Rp 13.520-Rp 13.560. Sedangkan dalam sepekan, rupiah berpeluang bergerak pada Rp 13.450-Rp 13.650.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News