Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan masih anteng. Lindawati Susanto, Head of Treasury Bank Resona Perdania bilang, meski risiko global masih tinggi, fundamental Indonesia masih cukup kuat untuk menghadapi ancaman krisis yang mungkin bisa muncul kembali.
"Investor masih bertransaksi, tapi sangat hati-hati. Oleh sebab itu kenaikan rupiah tak akan terlalu drastis," ujar Linda, Rabu (14/6).
Apalagi, imbuh Linda, pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS) saat ini berjalan lambat. "Ini mendorong hot money mengalir ke dalam negeri," jelasnya.
Meski ada arus dana masuk, menurut Linda, penguatan rupiah akan terbatas karena investor masih mewaspadai faktor inflasi di dalam negeri. Selain itu, memasuki semester II ini, kebutuhan dollar AS diperkirakan cukup besar.
Senada, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis dan Produk Monex Investindo Apelles R.T. Kawengian mengatakan, saat ini nyaris tak ada sentimen negatif yang menekan rupiah. "Saat ini pergerakan rupiah sedang dalam harga wajar dan stabil," jelas Apelles.
Dengan kondisi yang ada, Linda memprediksi rupiah masih bergerak stagnan di level Rp 9.000-Rp 9.100 per dollar AS. "Belum ada yang bisa mendorong rupiah tembus di bawah Rp 9.000," ujarnya.
Sedangkan Apelles memprediksi rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 9.020-Rp 9.060 per dollar AS. Di pasar spot kemarin pukul 17.00 WIB, rupiah melemah tipis dari Rp 4.048 per dolar AS menjadi Rp 4.049 per dollar AS. Namun berdasarkan kurs tengah BI, rupiah menguat dari Rp 9.056 menjadi Rp 9.048 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News