kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Rupiah loyo, produsen kerek harga


Senin, 13 Oktober 2014 / 06:31 WIB
Rupiah loyo, produsen kerek harga
ILUSTRASI. Kementerian Perhubungan mencatat jumlah pengguna angkutan umum harian pada Jumat (28/4) kemarin atau H+5 Lebaran masih cukup tinggi,


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rupiah terkapar tak sanggup melawan keperkasaan mata uang negeri Paman Sam. Walhasil, para pelaku industri harus pintar-pintar mengatur strategi agar tetap untung.

Produsen barang konsumsi yang menggunakan bahan baku impor turut menghadapi tantangan ini. Agar margin tak tergerus, produsen makanan menaikkan harga jual. Salah satunya adalah PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI). Pelemahan rupiah memaksa produsen roti dengan merek Sari Roti itu menaikkan harga. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga menaikkan harga jual sebesar 5% pada Maret 2014 lalu.

Manajemen UNVR memaparkan, langkah tersebut ditempuh karena ongkos bahan baku melonjak. UNVR kembali menaikkan harga jual pada September 2014 dengan besaran sama. Dus, total jenderal, di tahun ini, UNVR telah menaikkan harga jual sebesar 10%.

Selain kedua perusahaan tersebut, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga telah menaikkan harga, terutama produk susu milik Indofood, yakni Indomilk. ICBP mengerek harga jual produk susu cair dan susu kental manis.

Tiesha Narandha Putri, Analis Samuel Sekuritas, mencatat, ICBP telah menaikan harga sebanyak dua kali di tahun 2014. Pertama kali, pada Januari 2014, harga dikerek 10%. Satu bulan berikutnya, Februari 2014, ICBP kembali menaikan harga jual Indomilk sebesar 10%. Jadi, hingga kini, kenaikan harga produk ICBP sudah 20%. ICBP juga telah "menyesuaikan" harga jual mi instan Indomie.

Tiesha mencatat, harga jual Indomie naik 18%. Terakhir, ada PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yang siap menaikkan harga jual pada kuartal III tahun ini. Analis Mandiri Sekuritas Herman Koeswanto dalam riset 13 Juni 2014 memaparkan, MYOR siap mengerek harga 5%-6%. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan kenaikan harga di tahun lalu yang hanya sebesar 3%. Salah satu produk yang harganya siap untuk naik adalah dengan kopi Torabika.

Para analis menilai, kenaikan harga yang dilakukan oleh para emiten memang cukup tepat. Namun, setiap emiten yang menaikkan harga jual akan menerima dampak tersendiri. Pada ROTI, misalnya. Ankga Adiwirasta, Analis BNI Securities, menilai, pendapatan dan laba bersih ROTI bisa merosot. Tapi, menurut Tiesha, rencana ROTI mengerek harga jual tak akan mempengaruhi minat konsumen.

"Saya masih percaya ROTI masih akan memimpin pasar, mengingat demand-nya paling besar dibandingkan merek lain," ungkap dia. Sementara itu, kenaikan harga produk UNVR, menurut Angka, terlalu berlebihan. "Kalau lebih dari 5% pasti akan kalah dengan para pesaingnya," proyeksi dia.

Tiesha juga mewanti-wanti, Pasalnya, pendapatan UNVR lebih banyak berasal dari warung kecil ketimbang dari pasar modern dan supermarket. "Volume penjualan bisa berkurang karena para pembeli warung kecil lebih rentan berganti produk daripada konsumen di supermarket," kata dia.

Nah, pada ICBP, Tiesha menilai, kenaikan harga susu akan sensitif pada pembeli. Namun, pada produk Indomie, karena brand kuat, dia melihat, permintaan masih besar. Begitu juga pada produk MYOR, Herman menilai, demand pada produk Torabika yang semakin besar. Tiesha dan Angka bilang, kenaikan harga bukan karena rupiah melemah. Tapi, ada kenaikan tarif dasar listrik. Perusahaan baru berani menaikkan harga jual produk di tahun ini padahal pelemahan mata uang rupiah terjadi sejak tahun lalu.

"Tahun lalu, perusahaan belum berani menaikan harga dan baru menaikkan di tahun ini," jelas Tiesha. Tak heran, ada emiten produk konsumsi yang menaikkan harga sampai dua kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×