kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah loyo pada pekan ini, simak alasannya


Jumat, 02 Juli 2021 / 19:26 WIB
Rupiah loyo pada pekan ini, simak alasannya
ILUSTRASI. Petugas teller memperlihatkan pecahan 100 dollar US di salah satu bank di Tangerang Selatan, Kamis (18/3). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/03/2021.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja rupiah selama satu pekan ini menurun sebanyak 0,74% dari level Rp 14.425 per dolar AS, Jumat (25/6). Di perdagangan Jumat (2/7), rupiah berada di angka Rp 14.532 per dolar AS atau melemah 0,21% dari hari sebelumnya.

Sedangkan untuk kurs Jisdor melemah 0,81% selama pekan ini. Di perdagangan Jumat, kurs Jisdor melemah sebanyak 0,17%, dan saat ini berada di angka Rp 14.564 per dolar AS.

Selama sepekan ini, rupiah konsisten terus menurun di akhir perdagangan. Menurut Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana, menilai sentimen dari awal minggu mengenai kenaikan suku bunga AS masih menjadi perhatian pasar.

Baca Juga: Rupiah loyo ke Rp 14.532 menutup pekan ini, bagaimana nasib pekan depan?

Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong menilai bahwa pelemahan rupiah masih terbawa dari sebelumnya dari ekspektasi inflasi AS, yang menurut Lukman efeknya akan ada untuk beberapa minggu dan beberapa bulan ke depan.

Menurut Fikri itu masih mendorong rupiah melemah hingga hari Rabu, ditambah lagi di hari Kamis ada data initial jobless klaim yang lebih rendah dari perkiraan. “Ini memberikan tambahan ekspektasi positif terhadap ekonomi Amerika, karena kemungkinan stimulus akan cepat dicabut oleh The Fed,” kata Fikri kepada Kontan, Jumat (2/7).

Hal tersebut menurutnya memberikan tambahan tenaga terhadap indeks dolar AS. Indeks dolar AS saat ini menurutnya relatif semakin baik, dan nilainya yang sudah terbaik sejak bulan April. “Ini yang memberikan tekanan pada rupiah,” ujarnya.

Baca Juga: Turun 10,83% ytd, begini rekomendasi analis untuk saham-saham Indeks Kompas100

Selain itu, Lukman menilai dari sisi ekonomi dolar AS menguat cukup besar dari ekspektasi inflasi. Di dalam negeri juga ada kekhawatiran dari naiknya kasus Covid-19.

Fikri menambahkan bahwa adanya ketakutan terjadi capital outflow di rupiah, dan memberikan tambahan tekanan terhadap rupiah. Jumat (2/7), malam juga akan ada data unemployment di AS yang ia perkirakan akan lebih baik dari konsensus. 

Selanjutnya: IHSG menguat 0,28% ke level 6.023,00, asing jual saham BBRI, ASII dan TUGU

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×